1 | PENDIDIKAN | 1.a.1. Tingkat Partisipasi warga negara usia 5-6 tahun yang berpartisipasi dalam PAUD | Jumlah anak usia 5-6 tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di satuan PAUD dibagi Jumlah anak usia 5-6 tahun pada kabupaten/kota yang bersangkutan dikali 100% | Outcome | % | 98,63 % | |
2 | PENDIDIKAN | 1.a.1.1 Jumlah Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Terakreditasi (Negeri dan Swasta) | | Output | Unit | 90 Unit | Sesuai kuota provinsi |
3 | PENDIDIKAN | 1.a.1.2 Jumlah peserta didik PAUD (Negeri dan Swasta) yang menerima perlengkapan dasar peserta didik dari Pemerintah Daerah | | Output | Orang | 4690 Orang | |
4 | PENDIDIKAN | 1.a.1.3 Jumlah peserta didik PAUD (Negeri dan Swasta) yang menerima pembebasan biaya pendidikan | | Output | Orang | 160 Orang | |
5 | PENDIDIKAN | 1.a.1.4 Jumlah kebutuhan minimal pendidik PAUD (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 438 Orang | |
6 | PENDIDIKAN | 1.a.1.5 Jumlah pendidik pada PAUD (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 550 Orang | |
7 | PENDIDIKAN | 1.a.1.6 Jumlah pendidik PAUD (Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain atau psikologi dan sertifikat profesi guru pendidikan anak usia dini | | Output | Orang | 407 Orang | |
8 | PENDIDIKAN | 1.a.1.7 Jumlah kepala sekolah PAUD (Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah D-IV atau S1,sertifikat pendidik dan surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah untuk PAUD formal atau sertifikat pendidikan dan pelatihan kepala satuan PAUD | | Output | Orang | 41 Orang | |
9 | PENDIDIKAN | 1.a.2. Tingkat partisipasi warga negara usia 7-12 tahun yang berpartisipasi dalam sekolah dasar | Jumlah anak usia 7-12 tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di sekolah dasar dibagi Jumlah anak usia 7-12 tahun pada wilayah yang bersangkutan dikalikan 100%
| Outcome | % | | |
10 | PENDIDIKAN | 1.a.3. Tingkat partisipasi warga negara usia 13-15 tahun yang berpartisipasi dalam pendidikan menengah pertama | Jumlah anak usia 13-15 tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di sekolah menengah pertama dibagi Jumlah anak usia 13-15 tahun pada wilayah yang bersangkutan dikalikan 100% | Outcome | % | | |
11 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.1 Jumlah SD dan SMP Negeri Terakreditasi | | Output | Unit | 95 Unit | |
12 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.2 Jumlah peserta didik jenjang sekolah dasar (Negeri dan Swasta) yang menerima perlengkapan dasar peserta didik dari Pemerintah Daerah | | Output | Orang | 12981 Orang | |
13 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.3 Jumlah peserta didik jenjang sekolah menengah pertama (Negeri dan Swasta) yang menerima perlengkapan dasar peserta didik dari Pemerintah Daerah | | Output | Orang | 10583 Orang | |
14 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.4 Jumlah peserta didik pada jenjang sekolah dasar (Negeri danSwasta) yang menerima pembebasan biaya pendidikan | | Output | Orang | 9463 Orang | |
15 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.5 Jumlah peserta didik pada jenjang sekolah menengah pertama (Negeri dan Swasta) yang menerima pembebasan biaya pendidikan | | Output | Orang | 8061 Orang | |
16 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.6 Jumlah kebutuhan minimal pendidik pada jenjang sekolah dasar (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 833 Orang | |
17 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.7 Jumlah kebutuhan minimal pendidik pada jenjang sekolah menengah pertama (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 615 Orang | |
18 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.8 Jumlah pendidik pada jenjang sekolah dasar | | Output | Orang | 870 Orang | |
19 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.9 Jumlah pendidik pada jenjang sekolah menengah pertama (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 636 Orang | |
20 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.10 Jumlah kebutuhan minimal tenaga kependidikan pada jenjang sekolah dasar (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 154 Orang | Sesuai kemampuan anggaran |
21 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.11 Jumlah kebutuhan minimal tenaga kependidikan pada jenjang sekolah menengah pertama (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 46 Orang | |
22 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.12 Jumlah tenaga kependidikan pada jenjang sekolah dasar (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 265 Orang | |
23 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.13 Jumlah tenaga kependidikan pada jenjang sekolah menengah pertama(Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 253 Orang | |
24 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.14 Jumlah pendidik pada jenjang sekolah dasar (Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dan sertifikat pendidik | | Output | Orang | 870 Orang | MI menjadi kewenangan kemenag tidak dihitung lagi |
25 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.15 Jumlah pendidik pada jenjang sekolah menengah pertama (Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dan sertifikat pendidik | | Output | Orang | 636 Orang | MTS menjadi kewenagan kemenag tidak dihitung lagi |
26 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.16 Jumlah kepala sekolah pada jenjang sekolah dasar(Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah D-IV atau S1, sertifikat pendidik dan surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah | | Output | Orang | 77 Orang | |
27 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.17 Jumlah kepala sekolah pada jenjang sekolah menengah pertama(Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah D-IVatau S1,sertifikat pendidik dan surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah | | Output | Orang | 23 Orang | |
28 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.18 Jumlah tenaga penunjang lainnya pada jenjang sekolah dasar(Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah SMA/sederajat | | Output | Orang | 79 Orang | |
29 | PENDIDIKAN | 1.a.2,1.a.3.19 Jumlah tenaga penunjang lainnya pada jenjang sekolah menengah pertama (Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah SMA/sederajat | | Output | Orang | 52 Orang | |
30 | PENDIDIKAN | 1.a.4. Tingkat partisipasi warga negara usia 7-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang berpartisipasi dalam pendidikan kesetaraan | Jumlah anak usia 7-18 Tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang sudah tamat atau sedangbelajar di pendidikan kesetaraan dibagi Jumlah anak usia 7-18 Tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pada wilayah Kab/Kota yang bersangkutan dikalikan 100%
| Outcome | % | | |
31 | PENDIDIKAN | 1.a.4.1 Jumlah satuan pendidikan kesetaraan terakreditasi (Negeri dan Swasta) | | Output | Unit | 3 Unit | |
32 | PENDIDIKAN | 1.a.4.2 Jumlah peserta didik pendidikan kesetaraan (Negeri dan Swasta) yang menerima perlengkapan dasar peserta didik dari Pemerintah Daerah | | Output | Orang | 1272 Orang | |
33 | PENDIDIKAN | 1.a.4.3 Jumlah peserta didik pendidikan kesetaraan (Negeri dan Swasta)yang menerima pembebasan biaya pendidikan | | Output | Orang | 1272 Orang | |
34 | PENDIDIKAN | 1.a.4.4 Jumlah kebutuhan minimal pendidik pada satuan pendidikankesetaraan (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 19 Orang | |
35 | PENDIDIKAN | 1.a.4.5 Jumlah pendidik pada satuan pendidikan kesetaraan (Negeri dan Swasta) | | Output | Orang | 24 Orang | |
36 | PENDIDIKAN | 1.a.4.6 Jumlah pendidik pada satuan pendidikan kesetaraan (Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) | | Output | Orang | 24 Orang | |
37 | PENDIDIKAN | 1.a.4.7 Jumlah kepala sekolah pada jenjang kesetaraan yang memiliki ijazah D-IV atau S1, sertifikat pendidik dan surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah | | Output | Orang | 3 Orang | |
38 | PENDIDIKAN | 1.a.4.8 Jumlah kepala sekolah pada satuan pendidikan kesetaraan (Negeri dan Swasta) yang memiliki ijazah D-IV atau S1 | | Output | Orang | 3 Orang | |
39 | KESEHATAN | 1.b.1. Rasio daya tampung Rumah Sakit terhadap jumlah penduduk | Jumlah Daya Tampung rumah sakit rujukan dibagi Jumlah penduduk di kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | 1,02 % | |
40 | KESEHATAN | 1.b.1.1 Jumlah RS Rujukan kabupaten/kota yang memenuhi sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA) sesuai standar | | Output | Unit | 7 Unit | |
41 | KESEHATAN | 1.b.2. Presentase RS Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota yang terakreditasi | Jumlah RS Rujukan yang terakreditasi dibagi Jumlah RS di Kabupaten/Kota x 100%
| Outcome | % | 87,50 % | Budi Rahayu belum lengkap SPAnya |
42 | KESEHATAN | 1.b.2.1 Jumlah RS dibina dan dipersiapkan akreditasinya | | Output | Unit | 1 Unit | Budi Rahayu |
43 | KESEHATAN | 1.b.4. Presentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan | Jumlah Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan dibagi Jumlah ibu bersalin di kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
44 | KESEHATAN | 1.b.4.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 5 | |
45 | KESEHATAN | 1.b.4.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan persalinan sesuai standar | | Output | Orang | 1586 Orang | |
46 | KESEHATAN | 1.b.5. Presentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir | Jumlah bayi baru lahir yang mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah bayi baru lahir di kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | 99,01 % | |
47 | KESEHATAN | 1.b.5.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 6 | Rincian logistik disesuaikan dengan PMK No. 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan |
48 | KESEHATAN | 1.b.5.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan neonatal esensial sesuai standar
| | Output | Orang | 1627 Orang | |
49 | KESEHATAN | 1.b.6. Cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar | Jumlah balita yang mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah balita di kabupaten/kota x 100% | Outcome | % | 92,36 % | |
50 | KESEHATAN | 1.b.6.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 9 | Rincian logistik disesuaikan dengan PMK No. 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan |
51 | KESEHATAN | 1.b.6.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan balita sesuai standar
| | Output | Orang | 96 Orang | |
52 | KESEHATAN | 1.b.7. Presentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar | Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah anak usia pendidikan dasar di kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | hanya penduduk Kota Magelang |
53 | KESEHATAN | 1.b.7.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 3 | |
54 | KESEHATAN | 1.b.7.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan anak usia pendidikan dasar sesuai standar
| | Output | Orang | 105 Orang | |
55 | KESEHATAN | 1.b.8. Presentase orang usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar | Jumlah orang usia 15-59 tahun yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah orang usia 15-59 tahun di kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | 92,98 % | |
56 | KESEHATAN | 1.b.8.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 3 | |
57 | KESEHATAN | 1.b.8.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan sesuai standar
| | Output | Orang | 101 Orang | |
58 | KESEHATAN | 1.b.9. Presentase warga negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar | Jumlah warga negara usia 60 tahun ke atas yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah warga negara usia 60 tahun ke atas di Kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
59 | KESEHATAN | 1.b.9.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 3 | |
60 | KESEHATAN | 1.b.9.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan sesuai standar
| | Output | Orang | 112 Orang | |
61 | KESEHATAN | 1.b.10. Presentase Penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar | Jumlah penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah penderita hipertensi di kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
62 | KESEHATAN | 1.b.10.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 3 | |
63 | KESEHATAN | 1.b.10.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan sesuai standar
| | Output | Orang | 1820 Orang | |
64 | KESEHATAN | 1.b.11. Presentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar | Jumlah penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah penderita DM di Kabupaten/Kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
65 | KESEHATAN | 1.b.11.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 3 | |
66 | KESEHATAN | 1.b.11.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan sesuai standar | | Output | Orang | 1934 Orang | |
67 | KESEHATAN | 1.b.12. Jumlah Presentase Penderita ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar | Jumlah Penderita ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar dibagi Jumlah penderita ODGJ di Kabupaten/Kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
68 | KESEHATAN | 1.b.12.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 4 | |
69 | KESEHATAN | 1.b.12.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan sesuai standar | | Output | Orang | 455 Orang | |
70 | KESEHATAN | 1.b.13. Presentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar | Jumlah penderita TBC yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi Jumlah penderita TBC di Kabupaten/Kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
71 | KESEHATAN | 1.b.13.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 7 | |
72 | KESEHATAN | 1.b.13.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan sesuai standar | | Output | Orang | 1805 Orang | |
73 | KESEHATAN | 1.b.14. Presentase orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar | Jumlah orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar dibagi Jumlah orang dengan resiko terinfeksi HIV di Kabupaten/Kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
74 | KESEHATAN | 1.b.14.1 Jumlah dukungan logistik kesehatan yang tersedia | | Output | | 4 | |
75 | KESEHATAN | 1.b.14.2 Jumlah SDM kesehatan untuk pelayanan kesehatan sesuai standar | | Output | Orang | 123 Orang | |
76 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.7 Jumlah bangunan gedung negara milik Pemerintah Kab/Kota | | Output | | 151 | Bangunan Milik Pemerintah Kota Magelang |
77 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.8 Jumlah bangunan gedung negara milik pemerintahkabupaten/kota yang dipelihara/dirawat | | Output | | 151 | |
78 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.4.2 Tersusun dan ditetapkannya JAKSTRADA Kab/Kota | ada/tidak | Output | | Ada | |
79 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1. Rasio luas kawasan permukiman rawan banjir yang terlindungi oleh infrastruktur pengendalian banjir di WS kewenangan kab/Kota | Luas kawasan permukiman rawan banjir yang terlindungi oleh infrastruktur pengendalian banjir di WS kewenangan Kab/Kota (ha) dibagi Luas kawasan permukiman rawan banjir di WS kewenangan Kab/Kota x 100%
| Outcome | % | Nihil % | Kota Magelang tidak mempunyai kewenangan pengelolaan sungai |
80 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.2. Rasio luas kawasan permukiman sepanjang pantai rawan abrasi, erosi, dan akresi yang terlindungi oleh infrastruktur pengaman pantai di WS Kewenangan kabupaten/kota | Luas kawasan permukiman sepanjang pantai rawan abrasi, erosi dan akresi yang terlindungi oleh infrastruktur pengaman paantai di WS kewenangan Kab/kota dibagi Luas kawasan permukiman sepanjang pantai rawan abrasi di WS kewenangan Kab/kota x 100%
| Outcome | % | Nihil % | Kota magelang tidak mempunyai pantai |
81 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1,1.c.2.1 Luas kawasan permukiman rawan banjir di WS kewenangankabupaten/kota | | Output | Ha | Nihil Ha | |
82 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1,1.c.2.2 Panjang sungai di kawasan permukiman yang rawan banjir di WS kewenangan kabupaten/kota (m) | | Output | | Nihil | Kota Magelang tidak memiliki sungai |
83 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1,1.c.2.3 Luas kawasan permukiman sepanjang pantai yang rawan abrasi erosi dan akresi di WS kewenangan kabupaten/kota
| | Output | ha | Nihil ha | Kota Magelag tidak memiliki pantai |
84 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1,1.c.2.4 Panjang pantai di kawasan permukiman yg rawan abrasi, erosi,akresi di WS kewenangan kabupaten/kota (m) | | Output | | Nihil | Kota Magelag tidak memiliki pantai |
85 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1,1.c.2.5 Rencana Tata Pengaturan air dan tata pengairan/rencana pengelolaan sumber daya air WS Kewenangan kabupaten/kota | | Output | | Nihil | Kota Magelang tidak memiliki sungai |
86 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1,1.c.2.6 Rencana Teknis tata pengaturan air dan tata pengairan/rencana pengelolaan sumber daya air kewenangan kabupaten/kota | | Output | | Nihil | |
87 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.1,1.c.2.7 Data prasarana dan sarana pengaman pantai dan sungai milik pemerintah kabupaten/kota | | Output | | Nihil | Kota Magelangidak memiliki sungai |
88 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.3. Rasio luas daerah irigasi kewenangan kab/kota yang dilayani oleh jaringan irigasi | luas daerah irigasi kewenangan kab/kota yang dilayani oleh jaringan irigasi yang dibangun (ha), ditingkatkan (ha), direhabilitasi (ha), dioperasi dan dipelihara (ha) di tahun eksisting dibagi Luas daerah irigasi kewenangan kabupaten/kota x 100%
| Outcome | % | Nihil % | Kota magelang tidak mempunyai daerah irigasi |
89 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.3.1 Persentase panjang jaringan irigasi primer dalam kondisi baik | Panjang saluran irigasi primer dalam kondisi baik (m) dibagi Panjang jaringan irigasi primer (m) x 100%
| Output | % | Nihil % | Kota Magelang tidak mempunyai aset irigasi primer. Jaringan irigasi berupa Daerah Irigasi Progomanggis - Kalibening yang merupakan kewenangan pusat / BBWS Serayu Opak. Di dalam jaringan itu, saluran primernya saluran Pogomanggis. Pemkot Magelang hanya memelihara saluran tersier dan saluran Kalikota saja |
90 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.3.2 Persentase panjang jaringan irigasi sekunder dalam kondisi baik
| Panjang saluran irigasi sekunder dalam kondisi baik (m) dibagi Panjang jaringan irigasi sekunder (m) x 100%
| Output | % | 81,00 % | |
91 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.3.3 Persentase panjang jaringan irigasi tersier dalam kondisi baik | perbandingan Panjang saluran irigasi tersier dalam kondisi baik (m) dengan Panjang jaringan irigasi tersier (m) x 100%
| Output | % | 38,44 % | Saluran irigasi tersier tercatat sebagai aset DPU. Disperpa pada saluran irigasi kuarter. |
92 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.4. Presentase jumlah rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap air minum melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi terhadap rumah tangga di seluruh kabupaten/kota | Jumlah kumulati masyarakat yang rumah tangga yang mendapatkan akses terhadap air minum melalui SPAM jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi di dalam sebuah kab/kota dibagi Jumlah total proyeksi rumah tangga di seluruh kab/kota tersebut x 100%
| Outcome | % | 97,08 % | |
93 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.4.1 Pemenuhan dokumen RISPAM kabupaten/kota | ada/tidak | Output | | ada | |
94 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.4.3 Jumlah BUMD dan atau UPTD Kab/Kota penyelenggaran SPAM
| | Output | | 1 | |
95 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.4.4 Jumlah izin yang diberikan kepada Badan Usaha untuk melakukan penyelenggaraan SPAM
| | Output | Izin | 1 Izin | |
96 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.4.5 Jumlah kerja sama penyelenggaran SPAM dengan pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah lain.
| | Output | | 0 | |
97 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5. Presentase jumlah rumah tangga yang memperoleh layanan pengolahan air limbah domestik | (Jumlah rumah yang memiliki akses pengolahan berupa cubluk + jumlah rumah yang lumpur tinjanya telah dioleh di PLT + Jumlah rumah yang memiliki sambungan rumah dan air limbahnya diolah di IPALD) dibagi Jumlah rumah di Kabupaten/Kota x 100%
| Outcome | % | 91,07 % | |
98 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.1 Jumlah rumah dengan akses unit pengolahan setempat untuk kegiatan pemenuhan pelayanan dasar menggunakan SPALD S | | Output | Unit Rumah | 1464 Unit Rumah | |
99 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.2 Jumlah rumah dengan akses sambungan rumah untuk kegiatan pemenuhan pelayanan dasar menggunakan SPALD-T
| | Output | Unit Rumah | 2676 Unit Rumah | |
100 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.3 Jumlah rumah dengan akses unit pengolahan setempat dan datajumlah rumah dengan akses sambungan rumah untuk kegiatan pemenuhan pelayanan dasar menggunakan SPALD S dan SPALDT
| | Output | Unit Rumah | 4140 Unit Rumah | |
101 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.4 Jumlah rumah yang sudah menerima pelayanan jasa penyedotan lumpur tinja
| | Output | Unit Rumah | 181 Unit Rumah | |
102 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.5 Jumlah rumah yang sudah menerima pelayanan jasa pengolahan lumpur tinja
| | Output | Unit Rumah | 181 Unit Rumah | |
103 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.6 Jumlah rumah yang sudah menerima pelayanan jasa pengolahan air limbah domestik
| | Output | Unit Rumah | 181 Unit Rumah | |
104 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.7 Kinerja penyediaan pelayanan SPALD S akses dasar
| Jumlah Rumah yang memiliki akses pengolahan berupa cubluk atau tanki septik dibagi Jumlah Rumah di wilayah pengembangan SPALD dengan kepadatan penduduk pada wilayah terbangun <25 jiwa/ha x 100%
| Output | | 91,06 | |
105 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.8 Kinerja penyediaan pelayanan SPALD S akses aman | Jumlah rumah yang lumpur tinjanya telah diolah di IPLT dibagi Jumlah rumah di wilayah pengembangan SPALDS dengan kepadatan penduduk pada wilayah terbangun >25 jiwa/ha x 100%
| Output | | 0,60 | |
106 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.9 Kinerja Penyediaan pelayanan SPALD T akses aman
| Jumlah rumah yang memiliki sambungan rumah dan air limbahnya diolah di IPALD dibagi Jumlah rumah di wilayah pengembangan SPALD T x 100%
| Output | | 0,61 | |
107 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.10 Kinerja penyediaan unit pengolahan setempat | Jumlah rumah yang memiliki akses unit pengolahan setempat dibagi Jumlah rumah yang termasuk dalam wilayah pengembangan SPALD-S x 100%
| Output | | 98,24 | |
108 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.11 Kinerja penyediaan sarana pengangkutan lumpur tinja | perbandingan Jumlah sarana pengangkutan yang tersedia dengan Jumlah sarana pengangkutan yang
ibutuhkan kab/kota x 100% | Output | | 100,00 | |
109 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6. Rasio kepatuhan IMB Kab/Kota | Jumlah pemanfaatan Persetujuan Bangunan Gedung yang sesuai peruntukannya dibagi Jumlah Persetujuan Bangunan Gedung yang berlaku x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
110 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.1 Rasio bangunan gedung (kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana) yang laik fungsi | Jumlah bangunan gedung (kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana) yang laik fungsi yang berlaku dibagi Jumlah bangunan gedung (kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana) x 100%
| Output | % | 7,69 % | Jml pengajuan SLF/Jml pengajuan PBG Non Rumah tahun tsb. Laik Fungsi dibuktikandengan Sertifikat Laik Fungsi |
111 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.2 Jumlah IMB yang diberikan oleh Pemerintah Kab/Kota dalam tahun eksisting | | Output | | 10677 | |
112 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.3 Penetapan Peraturan Daerah tentang Bangunan/Gedung | ada/tidak | Output | | ada | |
113 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.4 Penetapan Keputusan Bupati/Walikota tentang Tim Ahli bangunan/Gedung
| ada/tidak | Output | | ada | |
114 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.5 Jumlah bangunan gedung yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota untuk dilindungi dan dilestarikan
| | Output | Bangunan Gedung | 10 Bangunan Gedung | Bangunan Cagar Budaya |
115 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.6.6 Jumlah bangunan gedung yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota untuk kepentingan strategis daerah provinsi
| | Output | Bangunan Gedung | 10 Bangunan Gedung | |
116 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7. Tingkat kemantapan jalan kabupaten/kota | Jumlah panjang jalan dalam kondisi mantap dibagi Jumlah total panjang jalan kab/kota x 100%
| Outcome | % | 90,49 % | |
117 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.1 Panjang jalan berdasarkan yang ditetapkan kepala daerah dalam SKjalan kewenangan Kab/Kota (m)
| | Output | | 116516 | |
118 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.2 Panjang jalan yang dibangun (m) | | Output | | 0 | |
119 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.3 Panjang jembatan yg dibangun (m)
| | Output | | 0 | |
120 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.4 Panjang jalan yang ditingkatkan struktur/fungsi (m)
| | Output | | 3801 | |
121 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.5 Panjang jembatan yang diganti/dilebarkan (m)
| | Output | | 0 | |
122 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.6 Panjang jalan yang direkonstruksi atau direhabilitasi (m) | | Output | | 0 | |
123 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.7 Panjang jembatan yang direhabilitasi (m)
| | Output | | 0 | |
124 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.8 Panjang jalan yang dipelihara (m)
| | Output | | 116516 | |
125 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1. Rasio tenaga operator/teknisi/analisis yang memiliki sertifikat kompetensi | Jumlah tenaga kerja konstruksi yang terlatih di wilayah kab/kota yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan operator dan teknis/analisis dibagi Jumlah kebutuhan tenaga operator dan teknis/analis di wilayah kab/kota x 100%
| Outcome | % | 0 % | |
126 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.1 Jumlah Pelatihan Tenaga Ahli Kontruksi diwilayah kabupaten/kota | | Output | Orang | 0 Orang | |
127 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.2 Jumlah tenaga kerja kontruksi yang terlatih diwilayah kabupaten/kota
| | Output | Orang | 13 Orang | |
128 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.3 Jumlah tenaga kerja konstruksi terlatih yang tersertifikasi ahli di wilayah kabupaten/kota | | Output | Orang | 128 Orang | |
129 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.4 Terselenggaranya Sistem Informasi Pembina Jasa Konstruksi Cakupankabupaten/kota yang aktif dengan data termutakhir | ada/tidak | Output | | ada | |
130 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.5 Tersedianya data dan informasi potensi pasar jasa konstruksidi wilayah kabupaten/kota untuk tahun berjalan yang bersumberdari APBD Kab/Kota | ada/tidak | Output | | ada | |
131 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.6 Tersedianya data dan informasi potensi pasar jasa konstruksidi wilayah kabupaten/kota untuk tahun berjalan yang bersumber dari APBN | ada/tidak | Output | | ada | |
132 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.7 Tersedianya data dan informasi potensi pasar jasa konstruksiwilayah kabupaten/kota untuk tahun berjalan yang bersumber dari pendanaan lainnya | ada/tidak | Output | | ada | |
133 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.8 Tersedianya data dan informasi paket pekerjaan jasa konstruksisesuai kewenangannya yang sudah dan sedang dilaskanakan olehbadan usaha jasa konstruksi yang termutakhir secara berkala | ada/tidak | Output | | ada | |
134 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.9 Tersedianya data dan profil OPD sub-urusan jasa konstruksikabupaten/kota | ada/tidak | Output | | ada | |
135 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.10 Tersedianya data dan informasi pelatihan tenaga operator dan teknisi/analis konstruksi di wilayah kabupaten/kota yangdilaksanakan sendiri atau melalui kerjasama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja (LPPK) yang diregistrasi olehmenteri | ada/tidak | Output | | ada | |
136 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.11 Tersedianya data dan informasi tenaga kerja konstruksi yang terlatih di wilayah Kabupaten/kota yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan operator dan teknisi/analis | ada/tidak | Output | | ada | |
137 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.12 Tersedianya data dan informasi tenaga kerja konstruksi terlatih yang tersertifikasi operator/teknisi/analis di wilayah kab/kota | ada/tidak | Output | | ada | |
138 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.13 Tersedianya data dan informasi badan usaha yang mendapatkan pembinaan di wilayah kabupaten/kota | ada/tidak | Output | | ada | |
139 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.14 Tersedianya data dan informasi pemenuhan komitmen permohonan IUJK badan usaha dan TDUP yang disetujui | ada/tidak | Output | | ada | |
140 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.15 Tersedianya data dan informasi hasil pengawasan ketidaksesuaian jenis, sifat, klasifikasi, layanan usaha, bentuk dan/atau kualifikas iusaha dengan kegiatan usaha jasa konstruksi yang menjadi kewenangan pengawasannya | ada/tidak | Output | | ada | |
141 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.16 Tersedianya data dan informasi kecelakaan konstruksi pada proyekyang menjadi kewenangan pengawasannya | ada/tidak | Output | | ada | |
142 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.17 Tersedianya data dan informasi hasil pengawasan ketidaksesuaian jenis, sifat, klasifikasi, layanan usaha, bentuk dan/atau kualifikasi usaha dengan segmentasi pasar jasa konstruksi yang menjadi kewenangan pengawasannya | ada/tidak | Output | | ada | |
143 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.18 Jumlah badan usaha yang memiliki IUJKN di wilayah kab/kota | | Output | | 200 | |
144 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.19 Jumlah usaha perseorangan yang memiliki TDUP di wilayah kabupaten/kota | | Output | | 0 | Tidak ada pengajuan TDUP (Tanda Daftar Usaha Perseorangan, di akhir 2021 sudah dihapus) |
145 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.20 Jumlah badan usaha yang memiliki IUJKN yang terlibat dalam proyek di wilayah Kab/Kota | | Output | | 27 | |
146 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.21 Jumlah badan usaha yang mendapatkan pembinaan di wilayah Kab/Kota | | Output | | 77 | |
147 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.22 Jumlah pemenuhan komitmen permohonan IUJK badan usaha dan TDUP yang disetujui | | Output | | 27 | |
148 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.23 Jumlah pengawasan terkait ketidaksesuaian jenis, sifat,klasifikasi, layanan usaha, bentuk dan/atau kualifikasi usaha dengan kegiatan usaha jasa konstruksi yang menjadi kewenangan pengawasannya
| | Output | | | |
149 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.24 Jumlah kecelakaan konstruksi pada proyek yang menjadi kewenangan pengawasannya | | Output | | 0 | |
150 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.1.25 Jumlah pengawasan terkait ketidaksesuaian jenis, sifat,klasifikasi, layanan usaha, bentuk dan/atau kualifikasi usaha dengan segmentasi pasar jasa konstruksi yang menjadi kewenangan pengawasannya | | Output | | | |
151 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.8.2. Rasio proyek yang menjadi kewenangan pengawasannya tanpa kecelakaan konstruksi | Jumlah proyek yang menjadi kewenangan pengawasannya tanpa kecelakaan konstruksi dibagi Jumlah total proyek yang menjadi kewenangan pengawasannya x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
152 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.12 Kinerja penyediaan prasarana pengolahan lumpur tinja | Jumlah kapasitas pengolahan lumpur tinja yang tersedia dibagi dengan Jumlah kapasitas lumpur tinja yang dibutuhkan kab/kota x 100%
| Output | % | 100,00 % | |
153 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.14 Kinerja penyediaan jasa penyedotan lumpur tinja | Jumlah rumah yang tanki septiknya sudah disedot dibagi Jumlah rumah yang termasuk dalam wilayah pengembangan SPALD – S x 100%
| Output | % | 0,60 % | |
154 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.7.9 Panjang jembatan yang dipelihara (m) | | Output | Meter | 407,1 Meter | |
155 | PEKERJAAN UMUM | 1.c.5.13 Kinerja penyediaan sambungan rumah yang tersambung ke IPALD | Jumlah rumah yang memiliki sambungan rumah yang tersambung dengan IPALD dibagi dengan Jumlah rumah yang dilayani dengan SPALD-T pada kab/kota x 100% | Output | Unit Rumah | 0 Unit Rumah | |
156 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.4 Jumlah unit rumah yang terfasiltasi akses sanitasi (onsite / offsite) | | Output | Unit | | |
157 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1 Hunian untuk Penyediaan dan rehabilitasi rumah layak huni bagi korban bencana kabupaten/kota | Jumlah unit rumah korban bencana yang ditangani pada tahun n dibagi Jumlah total rencana unit rumah korban bencana yang akan ditangani pada tahun n x 100%
| Outcome | Unit | Nihil Unit | |
158 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.2 Jumlah rumah yang terkena bencana alam | | Output | Unit | Nihil Unit | |
159 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.1 Jumlah rumah yang berada pada kawasan rawan bencana dan rencana penanganannya | | Output | Unit | Nihil Unit | |
160 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.3 Jumlah RT, KK dan Jiwa korban yang rumahnya terkena bencana alam | | Output | Jiwa | Nihil Jiwa | |
161 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.4 Jumlah unit rumah korban bencana yang direhabilitasi sesuai dengan rencana aksi
| | Output | Unit | Nihil Unit | |
162 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.5 Jumlah unit rumah korban bencana yang dibangun kembali sesuai dengan rencana aksi | | Output | Unit | Nihil Unit | |
163 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.6 Jumlah unit rumah korban bencana yang dibangun baru/relokasi sesuai dengan rencana aksi | | Output | Unit | Nihil Unit | |
164 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.7 Jumlah unit dan lokasi rumah sewa yang akan menjadi tempat tinggal sementara korban bencana | | Output | Unit | Nihil Unit | |
165 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.8 Jumlah Jiwa korban bencana yang terfasilitasi | | Output | Rumah Tangga | Nihil Rumah Tangga | |
166 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.2. Fasilitasi hunian penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat terdampak relokasi program pemerintah kabupaten/kota | Rumah tangga penerima fasilitas penggantian hak atas penguasaan tanah dan atau bangunan + Rumah tangga penerima subsidi uang sewa + Rumah tangga penerima penyediaan rumah layak huni dibagi Jumlah total rumah tangga terkena relokasi program pemerintah daerah yang memenuhi kriteria penerima pelayanan x 100% | Outcome | % | 21 % | |
167 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.2.1 Jumlah rumah tangga penerima layanan yang telah mendapatkan fasilitasi ganti kerugian aset properti berdasarkan rencana pemenuhan SPM | | Output | Rumah Tangga | Nihil Rumah Tangga | |
168 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.2.2 Jumlah rumah tangga penerima kegiatan layanan yang belum mendapatkan fasilitasi penggantian hak atas tanah dan/atau bangunan berdasarkan rencana pemenuhan SPM | | Output | Rumah Tangga | Nihil Rumah Tangga | |
169 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.2.3 Jumlah rumah tangga penerima kegiatan layanan subsidi uang sewa berdasarkan rencana pemenuhan SPM | | Output | Rumah Tangga | Nihil Rumah Tangga | |
170 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.2.4 Jumlah rumah tangga penerima kegiatan layanan yang telah mendapatkan penyediaan rumah layak huni berdasarkan rencana pemenuhan SPM | | Output | Rumah Tangga | 21 Rumah Tangga | |
171 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.2.5 Jumlah rumah tangga penerima layanan yang belum mendapatkan penyediaan rumah layak huni berdasarkan rencana pemenuhan SPM | | Output | Rumah Tangga | 21 Rumah Tangga | |
172 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.2.6 Jumlah total luasan (Ha) pengadaan tanah | | Output | Ha | Nihil Ha | |
173 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.3. Persentase kawasan permukiman kumuh dibawah 10 ha di kab/ kota yang ditangani | Luas kawasan permukiman kumuh dibawah 10 ha yang ditangani (ha) dibagi Luas kawasan permukiman kumuh di bawah 10 ha dikali 100% | Outcome | Ha | 39,912 Ha | |
174 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.3.2 Jumlah unit peningkatan kualitas RTLH | | Output | Unit | 56 Unit | |
175 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.3.3 Jumlah luasan (ha) penanganan infrastruktur kawasan kumuh | | Output | Ha | 17,848 Ha | |
176 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.4. Berkurangnya jumlah unit RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) | Jumlah unit rumah tidak layak huni dibagi Jumlah total unit rumah kab/kota dikalikan 100%
| Outcome | % | 9,14 % | 2579 / 28210 x 100% |
177 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.4.1 Jumlah rumah di kab/kota | | Output | Unit | 28210 Unit | |
178 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.4.2 Jumlah unit Peningkatan Kualitas RTLH | | Output | Unit | 56 Unit | |
179 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.4.3 Jumlah rumah tidak layak huni | | Output | Unit | 2579 Unit | |
180 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.4.6 Jumlah rumah pembangunan baru |
| Output | | 20 | |
181 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.1 Jumlah perumahan yang terfasilitasi PSU | | Output | Unit | 31 Unit | |
182 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.3 Jumlah unit rumah yang terfasilitasi jalan lingkungan | | Output | Unit | 29947 Unit | |
183 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.5 Jumlah perumahan yang terfasilitasi RTNH | | Output | Unit | Nihil Unit | |
184 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.6 Jumlah unit rumah yang terfasilitasi akses PJU | | Output | Unit | | |
185 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.8 Jumlah pengembang yang teregistrasi | | Output | | 13 | |
186 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.9 Jumlah pengembang yang mendapat penyuluhan atau pelatihan | | Output | | 10 | |
187 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5 Jumlah perumahan yang sudah dilengkapi PSU Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum | Jumlah Unit Rumah yang sedang dibangun terfasilitasi PSU dibagi Jumlah unit rumah kabupaten/kota | Outcome | Unit | 2105 Unit | |
188 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.1.9 Jumlah, luasan dan lokasi pencadangan lahan | | Output | | Nihil | |
189 | PERUMAHAN RAKYAT | 1.d.5.7 Jumlah pengembang yang tersertifikasi | | Output | Unit | | |
190 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.1. Persentase gangguan Trantibum yang dapat diselesaikan | Jumlah pengaduan yang ditangani dibagi Jumlah pengaduan pelanggaran yang masuk dikali 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
191 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.1.1 Jumlah pelanggaran dan pengaduan trantibum dalam Kab/Kota yang ditangani
| | Output | Kasus | 979 Kasus | |
192 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.1.2 Jumlah Satlinmas yang terlatih dan dikukuhkan | | Output | Orang | 40 Orang | |
193 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.1.3 Jumlah Perda dan Perkada yang ditegakkan | | Output | Perda | 9 Perda | |
194 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.1.4 Jumlah Polisi Pamong Praja yang memiliki kualitas sebagai PPNS | | Output | Orang | 3 Orang | |
195 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.1.5 Tersedianya SOP dalam penegakan Perda dan Perkada serta penanganan gangguan trantibum | | Output | | Ada | |
196 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.2. Persentase Perda dan Perkada yang ditegakkan | Jumlah perda/perkada yang memuat sanksi ditegakkan dibagi Jumlah keseluruhan perda/perkada yang memuat sanksi dikali 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
197 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.3. Jumlah warga negara yang memperoleh layanan informasi rawan bencana | Jumlah warga negara yang memperoleh layanan informasi rawan bencana dibagi Jumlah warga negara yang memperoleh layanan informasi rawan bencana sesuai target yang ditetapkan dikali 100% | Outcome | Orang | Nihil Orang | |
198 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6. Persentase pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran | Jumlah layanan pemadaman, penyelamatan dan evakuasi korban terdampak kebakaran di kab/kota dalam tingkat waktu tanggap oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan penyelamatan atau Perangkat Daerah + Jumlah layanan pemadaman di kab/kota dalam tingkat waktu tanggap oleh relawan kebakaran yang dibentuk dan atau di bawah pembinaan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan atau Perangkat daerah dibagi Jumlah kejadian kebakaran di kab/kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | 19/19 x 100% |
199 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.2 Tersedianya pos sektor damkar yang dilengkapi sarana prasarana damkar, sarana prasarana penyelamatan di
kantor kecamatan
| ada/tidak | Output | | Tidak | |
200 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.3 Tersedianya aparatur selama 24 (jam) yang dilaksanakan secara bergantian (shift) di kantor kecamatan
| ada/tidak | Output | | Tidak | |
201 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.4 Pos Damkar yang dilengkapi dengan sarana/prasarana damkar, sarana prasarana penyelamatan dan evakuasi di setiap keluarahan/desa
| | Output | | 0 | |
202 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.5 Jumlah dan jenis sarana prasarana pemadaman, penyelamatan dan evakuasi
| | Output | Unit | 112 Unit | |
203 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.6 Jumlah aparatur pemadam kebakaran yang memenuhi Standar Kualifikasi Pemadam sebagaimana dimaksud Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi Aparatur
Pemadam Kebakaran
| | Output | Orang | 49 Orang | |
204 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.7 Jumlah relawan kebakaran di bawah binaan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan atau perangkat daerah yang menyelenggarakan sub urusan kebakaran
| | Output | Orang | 0 Orang | |
205 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.8 Jumlah peningkatan kapasitas aparatur pemadam kebakaran
| | Output | Orang | 0 Orang | |
206 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.7. Waktu tanggap (response time) penanganan kebakaran | Rata-rata waktu tanggap, dihitung dari pelaporan, penyiapan tim dan peralatan, jarak tempuh dan kesiapan pemadaman kebakaran | Outcome | Menit | 5,58 Menit | |
207 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.6.1 Jumlah dan jenis layanan penyelamatan dan evakuasi pada kondisi membahayakan manusia (operasi darurat non kebakaran) oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan di kabupaten/kota | | Output | | 114 | |
208 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.3.1 Persentase penyelesaian dokumen KRB sampai dengandinyatakan sah/legal | Kemajuan pekerjaan dokumen yang disusun dibagi Jumlah satu dokumen KRB yang lengkap dan sudah disahkan dikali 100%
| Output | % | 0 % | Penyusunan dokumen KRB baru ada di tahun 2023 |
209 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.4. Jumlah warga negara yang memperoleh layanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana | Jumlah warga negara yang memperoleh layanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana dibagi Jumlah warga negara yang berada di kawasan rawan bencana dikali 100% | Outcome | Orang | 0 Orang | |
210 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.4.1 Persentase penyelesaian dokumen RPB sampai dinyatakansah/legal | Kemajuan pekerjaan dokumen yang disusun dibagi Jumlah satu dokumen RPB yang lengkap dan sudah disahkan x 100%
| Output | % | 0 % | Penyusunan dokumen RPB baru ada di tahun 2025 |
211 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.4.2 Persentase penyelesaian dokumen Renkon sampai dinyatakansah/legal | Kemajuan pekerjaan dokumen yang disusun dibagi Jumlah satu dokumen Renkon yang lengkap dan sudah disahkan x 100%
| Output | % | 0 % | Penyusunan dokumen renkon baru ada di tahun 2023 |
212 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.4.3 Persentase jumlah aparatur dan warga negara yang ikutpelatihan | jumlah aparatur dan warga negara yang ikut pelatihan : jumlah aparatur dan warga negara di kawasan rawan bencana x 100%
| Output | % | | |
213 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.4.5 Persentase warga negara yang mendapat layanan pusdalopspenanggulangan bencana dan sarana prasarana penanggulanganbencana | Jumlah warga negara yang mendapatkan layanan pusdalops dibagi jumlah warga negara yang berada di kawasan rawan bencana x 100%
| Output | % | 0 % | |
214 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.4.6 Persentase warga negara yang mendapat peralatanperlindungan | Jumlah warga negara yang mendapatkan layanan peralatan perlindungan / jumlah warga negara yang berada di kawasan rawan bencana x 100%
| Output | % | 0 % | |
215 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.5.1 Persentase kecepatan respon kurang dari 24 jam untuksetiap status KLB | Jumlah kecepatan respon kurang dari 24 jam untuk setiap penetapan KLB dibagi Jumlah seluruh penetapan status KLB x 100%
| Output | % | Nihil % | Tidak ada KLB |
216 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.5.2 Persentase kecepatan respon kurang dari 24 jam untuksetiap status darurat bencana | Jumlah kecepatan respon kurang dari 24 jam untuk setiap penetapan status darurat bencana dibagi Jumlah seluruh penetapan status Darurat bencana x 100%
| Output | % | Nihil % | Tidak ada KLB |
217 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.5.3 Persentase jumlah petugas yang aktif dalam penanganandarurat bencana | jumlah petugas yang aktif dalam penanganan darurat bencana dibagi jumlah petugas dalam penanganan darurat bencana x 100%
| Output | % | | |
218 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.4.4 Persentase warga negara yang ikut pelatihan | Jumlah warga negara yang ikut pelatihan / Jumlah warga negara yang berada di kawasan rawan bencana x 100% | Output | % | | |
219 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.5. Jumlah warga negara yang memperoleh layanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana | Jumlah warga negara yang memperoleh layanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana dibagi jumlah warga negara yang menjadi korban bencana x 100% | Outcome | Orang | 18 Orang | |
220 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.5.4 Persentase jumlah korban berhasil dicari, ditolong dandievakuasi terhadap kejadian bencana | Jumlah korban berhasil dicari, ditolong dan dievakuasi / Perkiraan jumlah korban keseluruhan dari bencana x 100% | Output | % | 100 % | |
221 | TRANTIBUMLINMAS | 1.e.3.2 Persentase jumlah penduduk di kawasan rawan bencana yangmemperoleh informasi rawan bencana sesuai jenis ancaman bencana | Jumlah penduduk di kawasan rawan bencana yang memperoleh informasi rawan bencana sesuai jenis ancaman bencana / Jumlah penduduk di kawasan rawan bencana sesuai jenis ancaman bencana x 100% | Output | % | | |
222 | SOSIAL | 1.f.1. Persentase penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gelandangan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar panti (indikator SPM) | Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gelandangan pengemis yang terpenuhi kebutuhan dasarnya di luar panti dibagi Populasi jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gelandangan pengemis x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
223 | SOSIAL | 1.f.1.1 Jumlah layanan data dan pengaduan yang dimiliki | | Output | Layanan | 1 Layanan | |
224 | SOSIAL | 1.f.1.2 Jumlah data penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang masuk dalam data terpadu FM dan OTM | | Output | Orang | 424 Orang | |
225 | SOSIAL | 1.f.1.3 Jumlah Tim Reaksi Cepat yang dibentuk | | Output | | 1 | |
226 | SOSIAL | 1.f.1.4 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang dijangkau | | Output | Orang | 362 Orang | |
227 | SOSIAL | 1.f.1.5 Jumlah kendaraan roda empat yang akses khusus layanan kedaruratan yang dimiliki
| | Output | Unit | 3 Unit | |
228 | SOSIAL | 1.f.1.6 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang menerima paket permakanan sesuai standar gizi | | Output | Orang | 656 Orang | |
229 | SOSIAL | 1.f.1.7 Jumlah rumah singgah/shelter/tempat tinggal sementara yang dimiliki sesuai standar | | Output | Unit | 0 Unit | |
230 | SOSIAL | 1.f.1.8 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang menerima paket sandang | | Output | Orang | 656 Orang | |
231 | SOSIAL | 1.f.1.9 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang memanfaatkan alat bantu | | Output | Orang | 16 Orang | |
232 | SOSIAL | 1.f.1.10 Jumlah alat bantu yang tersedia di rumah singgah/ shelter | | Output | Unit | 5 Unit | |
233 | SOSIAL | 1.f.1.11 Jumlah paket perbekalan Kesehatan yang tersedia | | Output | paket | 1 paket | |
234 | SOSIAL | 1.f.1.12 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang memanfaatkan paket perbekalan kesehatan | | Output | Orang | 656 Orang | |
235 | SOSIAL | 1.f.1.13 Jumlah tenaga Kesehatan yang disediakan di rumah singgah | | Output | Orang | 0 Orang | |
236 | SOSIAL | 1.f.1.14 Jumlah pekerja sosial professional dan/atau TKS dan/atau relawan sosial yang disediakan | | Output | Orang | 105 Orang | |
237 | SOSIAL | 1.f.1.15 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang mendapatkan bimbingan fisik,mental dan sosial sesuai standar di keluarga masyarakat, Dinas Sosial, Rumah Singgah/Shelter dan/pusat kesejahteraan sosial | | Output | Orang | 356 Orang | |
238 | SOSIAL | 1.f.1.16 Jumlah bimbingan sosial yang dilaksanakan kepada keluarga dan masyarakat
| | Output | Kegiatan | 362 Kegiatan | |
239 | SOSIAL | 1.f.1.17 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang difasilitasi untuk mendapatkan dokumen kependudukan | | Output | Orang | 656 Orang | |
240 | SOSIAL | 1.f.1.18 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang mendapatkan akses layanan pendidikan dan Kesehatan dasar | | Output | Orang | 82 Orang | |
241 | SOSIAL | 1.f.1.19 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang mendapatkan layanan penelusuran keluarga | | Output | Orang | 13 Orang | |
242 | SOSIAL | 1.f.1.20 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang direunifikasi dengan keluarga | | Output | Orang | 17 Orang | |
243 | SOSIAL | 1.f.1.21 Jumlah penyandang disabilitas terlantar, anak terlantar, lanjut usia terlantar dan gepeng yang dirujuk | | Output | Orang | 6 Orang | |
244 | SOSIAL | 1.f.2. Persentase korban bencana alam dan sosial yang terpenuhi kebutuhan dasarnya pada saat dan setelah tanggap darurat bencana daerah kabupaten/kota | Jumlah korban bencana alam dan sosial yang terpenuhi kebutuhan dasarnya dalam satu tahun anggaran dibagi Populasi korban bencana alam dan sosial di daerah kab/kota yang membutuhkan perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana di daerah kab/kota x 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
245 | SOSIAL | 1.f.2.1 Jumlah korban bencana yang mendapatkan makanan | | Output | Orang | 27 Orang | |
246 | SOSIAL | 1.f.2.2 Jumlah korban bencana yang menerima paket sandang | | Output | Orang | 19 Orang | |
247 | SOSIAL | 1.f.2.3 Jumlah tempat penampungan pengungsi yang dimiliki | Jumlah korban bencana alam dan sosial yang terpenuhi kebutuhan dasarnya dalam satu tahun anggaran dibagi Populasi korban bencana alam dan sosial di daerah kab/kota yang membutuhkan perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana di daerah kab/kota x 100%
| Output | Unit | 11 Unit | |
248 | SOSIAL | 1.f.2.4 Jumlah paket permakanan khusus bagi kelompok rentan | | Output | paket | 7 paket | |
249 | SOSIAL | 1.f.2.5 Jumlah korban bencana yang menerima pelayanan dukungan psikososial | Jika tidak ada mohon dibuatkan surat pernyataan bahwa data itu tidak ada | Output | Orang | 10 Orang | |
250 | SOSIAL | 1.f.2.6 Jumlah pekerja sosial professional/tenaga kesejahteraan sosial dan/atau relawan sosial yang tersedia | | Output | Orang | 14 Orang | |
251 | TENAGA KERJA | 2.a.1. Persentase kegiatan yang dilaksanakan yang mengacu ke rencana tenaga kerja | Jumlah kegiatan keseluruhan yang dilaksanakan yang mengacu ke RTKD dibagi Jumlah kegiatan keseluruhan yang dilaksanakan di kab/kota x 100% | Outcome | % | Nihil % | |
252 | TENAGA KERJA | 2.a.1.1 Dokumen perencanaan tenaga kerja kabupaten/kota. | Mengidentifikasi/membandingkan kesesuaian dokumen RTK yang telah tersusun dengan peraturan perundangan yang berlaku | Output | Dokumen | | |
253 | TENAGA KERJA | 2.a.1.2 Persentase akurasi proyeksi indikator dalam rencana tenaga kerja | Menghitung selisih 6 (enam) indikator ketenagakerjaan dengan cara angka realisasi dikurangi dengan angka target / Angka realisasi x 100% | Output | % | | |
254 | TENAGA KERJA | 2.a.1.3 Jumlah perusahaan yang menyusun rencana tenaga kerja di kabupaten/kota | Jumlah seluruh perusahaan yang yang melaporkan penyusunan RTK pada tahun pelaporan | Output | Perusahaan | Nihil Perusahaan | |
255 | TENAGA KERJA | 2.a.2. Persentase Tenaga Kerja Bersertifikat Kompetensi | Jumlah tenaga kerja yang memiliki sertifikat kompetensi dibagi Jumlah tenaga kerja keseluruhan x 100%
| Outcome | % | 34,24 % | |
256 | TENAGA KERJA | 2.a.2.1 Persentase penerapan Program PBK dengan kualifikasi klaster | Jumlah penerapan program PBK Kualifikasi KKNI atau okupasi pada tahun n / Keseluruhan program pelatihan baik kualifikasi kompetensi maupun klaster pada tahun x 100%
| Output | % | 52,17 % | |
257 | TENAGA KERJA | 2.s.2.4 Persentase LPK yang terakreditasi | LPK yang terakreditasi pada tahun n / Jumlah seluruh LPK pada tahun n x 100%
| Output | % | 16,67 % | |
258 | TENAGA KERJA | 2.a.2.5 Persentase LPK yang memiliki perizinan | Jumlah LPK yang memiliki perizinan pada tahun n dibagi Jumlah LPK yang terdata pada tahun n x 100%
| Output | % | 100,00 % | |
259 | TENAGA KERJA | 2.a.2.6 Jumlah penganggur yang dilatih | | Output | Orang | 330 Orang | |
260 | TENAGA KERJA | 2.a.2.7 Persentase lulusan bersertifikat pelatihan | Jumlah lulusan bersertifikat pelatihan pada tahun n dibagi Jumlah orang yang dilatih pada tahun n x 100%
| Output | % | 100,00 % | |
261 | TENAGA KERJA | 2.a.2.8 Persentase penyerapan lulusan | Jumlah lulusan yang bekerja pada tahun n dibagi jumlah lulusan pada tahun n x 100%
| Output | % | | |
262 | TENAGA KERJA | 2.a.2.9 Lulusan bersertifikat kompetensi | Jumlah lulusan pelatihan bersertifikat kompetensi pada tahun n dibagi Jumlah lulusan bersertifikat pelatihan pada tahun n x 100%
| Output | Orang | | |
263 | TENAGA KERJA | 2.a.2.10 Jumlah Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)/Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang diberikan pelatihan | Jumlah CPMI dilatih dibagi Jumlah CPMI terdaftar
x 100%
| Output | Orang | Nihil Orang | |
264 | TENAGA KERJA | 2.a.2.11 Jumlah pelatihan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)/Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) | | Output | Orang | Nihil Orang | |
265 | TENAGA KERJA | 2.a.3. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja | PDRB tahun berjalan atas dasar harga konstan dibagi Jumlah tenaga kerja x 100%
| Outcome | % | 9,86 % | |
266 | TENAGA KERJA | 2.a.3.2 Data tingkat produktivitas total | Pertumbuhan ekonomi dikurangi (pertumbuhan modal+pertumbuhan tenaga kerja). | Output | | -0,90 | 3.2 - 4.44+ -0.339 (Pertumbuhan modal diproksi dari pertumbuhan PDRB PMTB adhk. Pertumbuhan tenaga kerja diproksi dari pertumbuhan angkatan kerja) |
267 | TENAGA KERJA | 2.a.4. Persentase Perusahaan yang menerapkan tata kelola kerja yang layak (PP/PKB, LKS Bipartit, Struktur Skala Upah, dan terdaftar peserta BPJS Ketenagakerjaan) | Jumlah Perusahaan yang menerapkan tata kelola kerja yang layak dibagi Jumlah perusahaan x 100%
| Outcome | % | 21,75 % | |
268 | TENAGA KERJA | 2.a.4.1 Persentase perusahaan yang telah memiliki Peraturan Perusahaan (PP) | Jumlah Perusahaan yang memiliki peraturan perusahaan / Jumlah perusahaan x 100%
| Output | % | | |
269 | TENAGA KERJA | 2.a.4.2 Persentase perusahaan yang telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB) | Jumlah perusahaan yang telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB) pada tahun n / Jumlah perusahaan yang telah memiliki SP/SB x 100%
| Output | % | | |
270 | TENAGA KERJA | 2.a.4.3 Rekapitulasi tahunan jumlah konfederasi SP/SB yang tercatat, federasi SP/SB yang tercatat, SP/SB di perusahaan yang tercatat, SP/SB di luar perusahaan yang tercatat dan anggota SP/SB di perusahaan | | Output | | 77 | |
271 | TENAGA KERJA | 2.a.4.4 Persentase perusahaan yang sudah menyusun struktur skala upah | Jumlah perusahaan yang sudah menyusun struktur dan skala upah / Jumlah perusahaan yang sudah mengatur syarat kerja (yang diatur dalam PP atau PKB) x 100%
| Output | % | 29,76 % | |
272 | TENAGA KERJA | 2.a.4.5 Persentase perusahaan yang telah terdaftar sebatai peserta BPJS Ketenagakerjaan | Jumlah perusahaan yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS ketenagakerjaan / Jumlah perusahaan berdasarkan perusahaan wajib lapor x 100%
| Output | % | | |
273 | TENAGA KERJA | 2.a.4.6 Persentase jumlah perusahaan yang berselisih
| Jumlah perusahaan yang berselisih / Jumlah perusahaan pada tahun n x 100%
| Output | % | 2,36 % | |
274 | TENAGA KERJA | 2.a.4.9 Jumlah perselisihan kepentingan | | Output | | 7 | |
275 | TENAGA KERJA | 2.a.4.10 Jumlah perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) dalam 1 (satu) perusahaan | | Output | | 4 | |
276 | TENAGA KERJA | 2.a.4.11 Jumlah perselisihan PHK | | Output | | 7 | |
277 | TENAGA KERJA | 2.a.4.12 Jumlah pekerja/buruh yang ter-PHK | | Output | Orang | 7 Orang | |
278 | TENAGA KERJA | 2.a.4.13 Jumlah perselisihan yang diselesaikan melalui perundingan bipartite | | Output | Orang | 2 Orang | |
279 | TENAGA KERJA | 2.a.4.14 Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit kabupaten/kota yang diberdayakan | | Output | Unit | Ada Unit | |
280 | TENAGA KERJA | 2.a.4.15 Persentase perselisihan hubungan industrial yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama oleh Mediator Hubungan Industrial | Jumlah penjanjian bersama dibagi Jumlah kasus perselisihan x 100%
| Output | % | 28,57 % | |
281 | TENAGA KERJA | 2.a.5. Persentase Tenaga kerja yang ditempatkan (dalam dan luar negeri) melalui mekanisme layanan Antar Kerja layanan Antar Kerja dalam wilayah kabupaten/kota | Jumlah pencaker (pencari kerja) yang ditempatkan dibagi Jumlah pencari kerja yang tedaftar x 100%
| Outcome | % | 68,58 % | |
282 | TENAGA KERJA | 2.a.5.2 Jumlah pencari kerja yang terdaftar di kab/kota | | Output | Orang | 843 Orang | |
283 | TENAGA KERJA | 2.a.5.3 Jumlah Bursa Kerja Khusus (BKK) wilayah kab/kota
| | Output | | 21 | |
284 | TENAGA KERJA | 2.a.5.4 Jumlah Tenaga Kerja Khusus terdaftar dalam satu kabupaten/kota | | Output | Orang | 0 Orang | |
285 | TENAGA KERJA | 2.a.5.5 Jumlah Pejabat Fungsional Pengantar Kerja
| | Output | Orang | 2 Orang | |
286 | TENAGA KERJA | 2.a.5.6 Jumlah Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) antar kerja lokal dalam satu wilayah kab/kota | | Output | | 0 | |
287 | TENAGA KERJA | 2.a.5.7 Jumlah perjanjian kerja yang disahkan oleh dinas bidang ketenagakerjaan Kab/Kota | | Output | | | |
288 | TENAGA KERJA | 2.a.5.8 Jumlah penempatan tenaga kerja melalui Informasi Pasar Kerja (IPK) Online (SISNAKER) | | Output | Orang | 0 Orang | |
289 | TENAGA KERJA | 2.a.5.9 Jumlah Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)/Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang mendapatkan sosialisasi | Jumlah CPMI/CTKI yang mendapatkan sosialisasi dibagi Jumlah CPMI/CTKI x 100%
| Output | Orang | | |
290 | TENAGA KERJA | 2.a.5.11 Jumlah Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)/ Calon Tenaga KerjaIndonesia (CTKI) yang mendapatkan fasilitasi kepulangan | Jumlah fasilitasi PMI yang dipulangkan dibagi Jumlah PMI yang pulang x 100%
| Output | Orang | Nihil Orang | |
291 | TENAGA KERJA | 2.a.5.12 Jumlah Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)/ Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan kerja | Jumlah PMI dan TKI yang mendapatkan pendidikan dan pelatihan kerja dibagi Jumlah PMI/TKI x 100%
| Output | Orang | Nihil Orang | |
292 | TENAGA KERJA | 2.a.5.13 Data pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI)/Tenaga Kerja Indonesia (TKI) purna dan keluarganya | Jumlah PMI atau TKI Purna dan keluarganya yang diberdayakan dibagi Jumlah PMI/TKI Purna dan keluarganya x 100%
| Output | | | |
293 | TENAGA KERJA | 2.a.2.2 Persentase instruktur bersertifikat kompetensi | Jumlah instruktur bersertifikat kompetensi pada tahun n dibagi Jumlah instruktur seluruhnya pada tahun n x 100%
| Output | % | | |
294 | TENAGA KERJA | 2.a.2.3 Rasio jumlah instruktur terhadap peserta pelatihan | Jumlah instruktur pada tahun n dibagi Jumlah peserta pelatihan pada tahun n x 100%
| Output | % | | |
295 | TENAGA KERJA | 2.a.3.1 Persentase perusahaan yang menerapkan program peningkatan produktivitas | Jumlah perusahaan yang menerapkan program peningkatan produktivitas pada tahun n dibagi Jumlah perusahaan pada tahun n x 100%
| Output | % | | |
296 | TENAGA KERJA | 2.a.4.7 Jumlah mogok kerja | | Output | | 0 | |
297 | TENAGA KERJA | 2.a.4.8 Jumlah penutupan perusahaan | | Output | | 0 | |
298 | TENAGA KERJA | 2.a.5.1 Jumlah lowongan kerja yang tersedia di wilayahkabupaten/kota | | Output | | 843 | |
299 | TENAGA KERJA | 2.a.5.10 Jumlah Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)/CalonTenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang terdata | | Output | | 14 | |
300 | TENAGA KERJA | 2.a.5.14 Jumlah Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) yang dibentuk | | Output | % | 0 % | |
301 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.1. Persentase ARG pada belanja langsung APBD | Jumlah ARG pada belanja langsung APBD operasi dan modal APBD dibagi Jumlah seluruh belanja langsung operasi dan modal APBD di APBD x 100%
| Outcome | % | | |
302 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.1.1 Jumlah lembaga pemerintah tingkat daerah kabupaten/kota yangtelah dilatih PUG
| | Output | Unit | 28 Unit | |
303 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.1.2 Jumlah program/kegiatan PUG pada perangkat daerah yang sudahdievaluasi melalui analisis gender di tingkat
kabupaten/kota
| | Output | Kegiatan | 28 Kegiatan | |
304 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.2. Persentase anak korban kekerasan yang ditangani instansi terkait kabupaten | Jumlah anak penduduk usia kurang dari 18 tahun korban kekerasan yang ditangani instansi tingkat kabupaten/kota yang didampingi dibagi Jumlah anak korban kekerasan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota penduduk usia kurang dari 18 tahun x 100%
| Outcome | % | | |
305 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.2.1 Jumlah media massa (cetak, elektronik) yang bekerja sama denganpemkab/kota (dinas pppa) untuk melakukan KIE pencegahan kekerasanterhadap anak | | Output | Media | 5 Media | |
306 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.2.2 Jumlah lembaga layanan anak yang telah memiliki standar pelayananminimal | | Output | | 2 | |
307 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.2.3 Persentase korban kekerasan anak yang terlayani
| Jumlah korban kekerasan anak yang dilayani dibagi Jumlah korban kekerasan anak di tingkat kabupaten x 100%
| Output | % | | |
308 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3. Rasio kekerasan terhadap perempuan, termasuk TPPO (per 100.000 penduduk perempuan) | Jumlah perempuan yang mengalami kekerasan dibagi Jumlah penduduk perempuan x 100%
| Outcome | | | |
309 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3.1 Jumlah organisasi kemasyarakatan yang bergerak dlm bidangperempuan tingkat kabupaten/kota yang mendapatkan pelatihan
| | Output | | 5 | |
310 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3.2 Jumlah kader perempuan tingkat kabupaten/kota yang sudah dilatih | | Output | Orang | | |
311 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3.4 Jumlah lembaga layanan pemberdayaan perempuan yang mendapatpelatihan | | Output | | 5 | |
312 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3.4 Jumlah lembaga layanan pemberdayaan perempuan yang mendapatkanbantuan keuangan oleh pemerintah kabupaten/kota | | Output | | 2 | GOW dan SALIMAH |
313 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3.5 Jumlah kebijakan/program pencegahan kekerasan terhadap perempuantermasuk TPPO pada perangkat daerah yang sudah dievaluasi
| | Output | | 2 | |
314 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3.6 Jumlah lembaga penyediaan layanan perlindungan hak perempuan ygtelah terstandardisasi
| | Output | | 2 | |
315 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.3.7 Persentase korban kekerasan perempuan yang terlayani | Jumlah korban kekerasan perempuan yang mendapatkan layanan dibagi Jumlah korban kekerasan terhadap perempuan x 100%
| Output | % | 100,00 % | |
316 | PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK | 2.g.2.4 jumlah lembaga layanan anak yang mendapatkan pelatihan | | Output | Orang | 4 Orang | |
317 | PANGAN | 2.h.1. Persentase ketersediaan pangan (Tersedianya cadangan beras/ jagung sesuai kebutuhan | Jumlah cadangan pangan pemerintah kab/kota dibagi Jumlah target cadangan dengan pemerintah kabupaten/kota yang ditetapkan x 100%
| Outcome | % | 125,08 % | |
318 | PANGAN | 2.h.1.1 Tersedianya infrastruktur perudangan dan sarana pendukung lainnyauntuk penyimpanan cadangan pangan | Ada/tidak infrastruktur pergudangan | Output | | 0 | |
319 | PANGAN | 2.h.1.2 Tersalurkannya pangan pokok dan pangan lainnya | Ada/tidak penyaluran pangan pokok dan pangan lainnya | Output | | | |
320 | PANGAN | 2.h.1.3 Tersedianya regulasi harga minimum daerah untuk pangan lokal | Ada/tidak regulasi harga minimum daerah | Output | | 0 | |
321 | PANGAN | 2.h.1.4 Terlaksananya kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam rangkapemenuhan konsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang | Ada/tidak kegiatan pemberdayaan masyarakat | Output | | Ada | |
322 | PANGAN | 2.h.1.5 Tersedianya peta ketahanan dan kerentanan pangan | Ada/tidak peta ketahanan dan kerentanan pangan | Output | | Ada | |
323 | PANGAN | 2.h.1.6 Tertanganinya kerawanan pangan | Ada/tidak penanganan daerah rentan rawan pangan | Output | | Nihil | |
324 | PANGAN | 2.h.1.7 Tersalurkannya cadangan pangan pada daerah rentan rawan pangan | Ada/tidak penyaluran cadangan pangan pada daerah rentan rawan pangan | Output | | Nihil | |
325 | PANGAN | 2.h.1.8 Terlaksananya pengawasan keamanan pangan segar | Ada/tidak kegiatan pengawasan keamanan pangan segar | Output | | Ada | |
326 | PERTANAHAN | 2.i.1,2.i.2,2.i.3,2.i.4,2.i.5,2.i.6 .1 SK Izin Lokasi Yang Diterbitkan Oleh Bupati/Wali kota | Jumlah izin lokasi yang diterbitkan + jumlah surat penolakan permohonan izin lokasi setelah melalui proses (ditolak seluruhnya) / Jumlah permohonan izin lokasi dalam 1 tahun x 100% | Output | % | 100,00 % | Sesuai PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang perizinan Berusaha Berbasis Resiko Kab/Kota tidak menerbitkan ijin lokasi |
327 | PERTANAHAN | 2.i.1,2.i.2,2.i.3,2.i.4,2.i.5,2.i.6 .5 Dokumen Perencanaan Penggunaan Tanah Kabupaten/Kota | Jumlah dokumen penetapan site lokasi pembangunan fisik / Jumlah dokumen penetapan site lokasi pembangunan fisik yang direncanakan dalam 1 tahun x 100% | Output | Dokumen | 100,00 Dokumen | |
328 | PERTANAHAN | 2.i.1. Persentase pemanfaatan tanah yang sesuai dengan peruntukkan tanahnya diatas izin lokasi dibandingkan dengan luas izin lokasi yang diterbitkan | Luas tanah sesuai peruntukan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang KKPR izin lokasi dibagi Seluruh luas tanah yang diberikan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang KKPR izin lokasi x 100% | Outcome | % | NIHIL % | Terkait Izin lokasi di BPN tidak ada izin lokasi |
329 | PERTANAHAN | 2.i.1,2.i.2,2.i.3,2.i.4,2.i.5,2.i.6 .4 Dokumen Izin membuka tanah | Jumlah dokumen izin membuka tanah yang disetujui + jumlah izin membuka tanah yang ditolak / Jumlah dokumen izin membuka tanah yang dimohon dalam 1 tahun x 100% | Output | Dokumen | NIHIL Dokumen | Di BPN tidak ada izin membuka tanah |
330 | PERTANAHAN | 2.i.2. Persentase Penetapan Tanah Untuk Pembangunan Fasilitas Umum | Jumlah penetapan tanah untuk pembangunan fasilias umum dibagi Jumlah kebutuhan tanah untuk pembangunan fasilitas umum x 100% | Outcome | % | NIHIL % | Untuk jumlah kebutuhan tanah untuk pembangunan nya di BPN tidak ada data terkait hal tersebut |
331 | PERTANAHAN | 2.i.3. Tersedianya Lokasi Pembangunan Dalam Rangka Penanaman Modal | Luas tanah yang telah dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya di atas Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang KKPR dibagi Luas tanah di atas Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang KKPR yang diterbitkan x 100% | Outcome | | NIHIL | Izin lokasi di BPN tidak ada izin lokasi |
332 | PERTANAHAN | 2.i.4. Tersedianya Tanah Obyek Landreform (TOL) yang siap diredistribusikan yang berasal dari Tanah Kelebihan Maksimum dan Tanah Absentee | Jumlah penerima tanah obyek landreform dengan luasan yang diterima lebih besar sama dengan 0,5 ha dibagi Jumlah penerima tanah obyek landreform x 100% | Outcome | | 0 | |
333 | PERTANAHAN | 2.i.5. Tersedianya tanah untuk masyarakat | Luas tanah yang telah dimanfaatkan berdasarkan izin membuka tanah dibagi Luas izin membuka tanah yang diterbitkan x 100% | Outcome | | NIHIL | Di BPN tidak ada izin membuka tanah |
334 | PERTANAHAN | 2.i.6. Penanganan sengketa tanah garapan yang dilakukan melalui mediasi | Jumlah sengketa tanah garapan yang ditangani / Jumlah pengaduan sengketa tanah garapan x 100% | Outcome | | NIHIL | Di BPN tidak ada tanah garapan |
335 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.1. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kabupaten/Kota | IKLH Kab/Kota = (IKA 30%) + (IKD 30%) + (ITH 40%).
IKA = Indeks Kualitas Air
IKD = Indeks Kualitas Udara
ITH = Indeks Tutupan Hutan
| Outcome | | 51,32 | |
336 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.1.1.a. Hasil perhitungan provinsi terhadap Indeks kualitas air(IKA) | | Output | | IKA=30,83 IKU=81,08 IKL= 31,48 | |
337 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.2. Terlaksananya pengelolaan sampah di wilayah Kab/Kota | Jumlah total volume sampah yang dapat ditangani dibagi Jumlah seluruh total volume timbunan sampah Tahun berjalan Kab/Kota | Outcome | m2 | 98,08 m2 | 37360,772/ 38090,772 x 100% |
338 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.2.1 Tersedianya data dan informasi penanganan sampah di wilayahkabupaten/kota | 1. Tersedianya informasi terkait rasio angkutan pengelolaan sampah terhadap volume timbulan sampah
2. Tersedianya informasi terkait kapasitas TPA terhadap volume timbulan sampah
3. Tersedianya informasi terkait jumlah TPST dibagi jumlah sampah pada masing2 lingkungan
| Output | | Ada | |
339 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.3. Ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin lingkungan, izin PPLH dan PUU LHyang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota | Jumlah penanggungjawab usaha dan atau kegiatan yang melanggar terhadap izin lingkungan dan izin PPLH yang diterbitkan pemerintah Kab/Kota dibagi Usaha dan atau kegiatan dilakukan pemeriksaan x 100%
| Outcome | | 48,48 | |
340 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.3.1 Data izin PPLH dan PUU LH yang diterbitkan oleh pemerintah daerahkabupaten/kota | Izin lingkungan, Izin PPLH dan PUU LH yang diterbitkan oleh pemerintah daerah kab/kota dibagi Jumlah usulan permohonan yang teregistrasi x 100%
| Output | | 100,00 | |
341 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.3.2 Rasio pejabat pengawas LH di daerah (PPLHD) di provinsi terhadap usaha yang izin lingkungan, izin PPLH dan PUULH yang diterbitkan oleh pemerintah kabupaten/kota
| Jumlah PPLHD yang ada dibagi Jumlah usaha dan atau kegiatan yang Izin lingkungan, Izin PPLH dan PUU LH diterbitkan oleh pemerintah daerah kab/kota x 100%
| Output | | 16,67 | |
342 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.3.3 Penetapan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di Daerah kabupaten/ kotaPenetapan hak MHA terkait dengan PPLH yang berada di dua atau lebih daerah kab/kota | Jumlah MHA yang diakui dibagi Jumlah usulan MHA x 100%
Masyarakat Hukum Adat adalah WNI yang memiliki karakteristik khas, hidup berkelompok secara harmonis sesuai hukum adatnya, memiliki ikatan pada asal usul leluhur dan atau kesamaan tempat tinggal, terdapat hubungan yang kuat dengan tanah dan lingkungan hidup serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan memanfaatkan satu wilayah tertentu secara turun temurun
| Output | | Nihil | Tidak ada MHA di Kota Magelang |
343 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.3.4 Terfasilitasinya kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat hukum adat terkait PPLH Jumlah lembaga kemasyarakatan yang diberikan diklat | Jumlah MHA yang mendapatkan pelatihan dibagi Jumlah MHA yang ada x 100%
| Output | | Nihil | Tidak ada MHA di Kota Magelang |
344 | LINGKUNGAN HIDUP | 2.j.3.6 Penanganan Pengaduan masyarakat terkait izin lingkungan, izin PPLH dan PUU LH yang di terbitkan oleh Pemerintah daerah kabupaten/kota, lokasi usaha dan dampaknya di Daerah kabupaten/kota yang ditangani.Penanganan pengaduan masyarakat terkait izin | pengaduan masyarakat yang ditangani dibagi Total jumlah pengaduan masyarakat yang teregistrasi x 100%
| Output | | 100,00 | |
345 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1.1. Perekaman KTP-el | Jumlah penduduk berumur 17 tahun ke atas yang memiliki KTP dibagi Jumlah penduduk 17 tahun ke atas x 100% | Outcome | % | 100,00 % | |
346 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1,2.k.2.1 Penerbitan akta perkawinan | Jumlah akta perkawinan yang diterbitkan / Peristiwa perkawinan yang dilaporkan x 100% | Output | % | 100,00 % | |
347 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1,2.k.2.2 Penerbitan akta perceraian | Jumlah akta perceraian yang diterbitkan / Peristiwa perceraian yang dilaporkan x 100% | Output | % | 100,00 % | |
348 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1,2.k.2.3 Penerbitan akta kematian | Jumlah akta kematian yang diterbitkan / Peristiwa kematian yang dilaporkan x 100% | Output | % | 100,00 % | |
349 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1,2.k.2.4 Penyajian data kependudukan | Jumlah penyajian data kependudukan skala kota dalam satu tahun x 100% | Output | % | 100 % | |
350 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1.2. Persentase anak usia 0-17 tahun kurang 1 (satu) hari yang memiliki KIA | Jumlah anak usia 0-17 tahun kurang 1 hari yang sudah memiliki KIA dibagi Jumlah anak usia 0-17 tahun x 100% | Outcome | % | 100,00 % | |
351 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1.3. Kepemilikan akta kelahiran | Jumlah anak usia 0-18 tahun yang sudah memiliki akta lahir dibagi Jumlah anak usia 0-18 tahun x 100% | Outcome | % | 99,95 % | |
352 | ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL | 2.k.1.4. Jumlah OPD yang telah memanfaatkan data kependudukan berdasarkan perjanjian kerja sama | Jumlah OPD yang telah memanfaatkan data kependudukan berdasarkan perjanjian kerja sama dibagi Jumlah OPD x 100% | Outcome | % | 40,00 % | |
353 | PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA | 2.l.1. Persentase pengentasan desa tertinggal | Jumlah desa tertinggal yang memenuhi kriteria desa berkembang per tahun berdasarakan indeks desa membangun dibagi Jumlah desa tertinggal (per awal tahun n) x 100%
| Outcome | % | Nihil % | Tidak mempunyai desa |
354 | PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA | 2.l.1,2.l.2.1 Jumlah desa yang terfasilitasi dalam kerja sama antar desa | | Output | | Nihil | Tidak mempunyai desa |
355 | PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA | 2.l.1,2.l.2.2 Jumlah desa yang melakukan kerja sama antar desa tahun berjalandikurangi jumlah desa yang melakukan kerja sama antar desa tahunsebelumnya | | Output | | Nihil | Tidak mempunyai desa |
356 | PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA | 2.l.1,2.l.2.3 Jumlah lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat di desa yangterfasilitasi dalam peningkatan kapasitas dan diberdayakan | | Output | | Nihil | Tidak mempunyai desa |
357 | PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA | 2.l.1,2.l.2.4 Jumlah peningkatan desa yang lembaga kemasyarakatan dan lembagaadatnya melaksanakan kegiatan ekonomi produktif dan pemberdayaan | | Output | | Nihil | Tidak mempunyai desa |
358 | PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA | 2.l.2. Persentase peningkatan status desa mandiri | Jumlah desa berkembang yang memenuhi kriteria desa mandiri per tahun berdasarakan indeks desa membangun dibagi Jumlah desa berkembang (per awal tahun n) x 100%
| Outcome | % | Nihil % | Tidak mempunyai desa |
359 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.1. TFR (Angka Kelahiran Total) | | Outcome | | | |
360 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.1.1 Tersedianya dokumen Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK)yang di-Perdakan | Ada/tidak | Output | | Ada | |
361 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.1.2 Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) seluruh wanita umur25-49 tahun | Median Usia Kawin Pertama WanitaUsia 25-49 tahun didefinisikan sebagai usia dimana 50% dari semua perempuan dalam kelompok umur sudah melakukan perkawinan. Trend usia kawin pertama penting untuk menentukan pola fertilitas di Indonesia | Output | | | |
362 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.1.3 Angka Kelahiran Remaja umur 15-19 tahun (Age Specific FertilityRate/ASFR 15-19)
| | Output | | | |
363 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.1.4 Persentase masyarakat yang terpapar isi pesan Program KKBPK(advokasi dan KIE) | Jumlah masyarakat yang terpapar isi pesan program KKBPK (advokasi dan KIE) dibagi Jumlah sasaran masyarakat program KKBPK (advokasi dan KIE) x 100%
| Output | % | | |
364 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.1.5 Jumlah stakeholders/pemangku kepentingan dan mitra kerja(termasuk organisasi kemasyarakatan) yang berperan serta aktifdalam pengelolaan program KKBPK | | Output | | 13 | |
365 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.2. Persentase pemakaian kontrasepsi Modern (Modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) | Jumlah peserta KB aktif modern dibagi Jumlah pasangan usia subur x 100%
| Outcome | % | | |
366 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.2.1 Persentase Fasilitasi Kesehatan (Faskes)yang siap melayani KBMKJP | Jumlah faskes yang siap melayani KB MKJP dibagi Jumlah faskes x 100%
| Output | % | 96,67 % | yang belum KKB Polresta |
367 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.2.2 Persentase Peserta KB Aktif (PA) Metode Kontrasepsi JangkaPanjang (MKJP) | Jumlah peserta KB aktif dibagi Jumlah pasangan usia subur x 100%
| Output | % | 68,84 % | |
368 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.2.3 Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang memiliki Kelompok KerjaKKBPK yang efektif | Jumlah kelompok kerja KKBPK yang efektif | Output | | | |
369 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.2.4 Persentase pelayanan KB Pasca Persalinan | Jumlah peserta KB pasca persalinan menurut metode konstrasepsi cara modern dibagi Jumlah sasaran peserta KB pasca persalinan x 100%
KB Pasca Persalinan adalah pelayanan KB yang diberikan setelah persalinan sampai dengan kurun waktu 42 hari
| Output | % | | |
370 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.3. Persentase kebutuhan ber- KB yang tidak terpenuhi (unmet need) | Jumlah PUS yang ingin ber-KB tetapi tidak terlayani dibagi Jumlah pasangan usia subur x 100%
| Outcome | % | 15,44 % | |
371 | PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KB | 2.m.3.2 Persentase kesertaan KB keluarga Penerima Bantuan Iuran (PBI) | Jumlah peserta KB pada keluarga penerima PBI dibagi Jumlah keluarga PBI x 100%
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta yang tergolong fakir miskin dan
orang tidak mampu yang iuran jaminan kesehatannya dibayarkan oleh Pemerintah.
| Output | % | | |
372 | PERHUBUNGAN | 2.n.1. Rasio konektivitas Kab/Kota | Rasio konektvitas Kabupaten/Kota = (IK1 x bobot angkutan jalan) + (IK2 x Bobot angkutan sungai, danau dan penyeberangan) | Outcome | | | |
373 | PERHUBUNGAN | 2.n.1,2.n.2.1 Persentase tersedianya fasilitas penyelenggaraan terminal penumpang angkutan tipe C | Jumlah fasilitas penyelenggaraan terminal penumpang angkutan jalan tipe C yang tersedia / Jumlah fasilitas penyelenggaraan terminal penumpang angkutan jalan sesuai dengan standar pelayanan penyelenggaraan terminal angkutan jalan x 100% | Output | % | 52,17 % | |
374 | PERHUBUNGAN | 2.n.1,2.n.2.2 Terlaksananya pelayanan uji berkala | Jumlah kendaraan yang diuji per tahun / Jumlah kendaraan wajib uji x 100% | Output | % | 109,03 % | |
375 | PERHUBUNGAN | 2.n.1,2.n.2.3 Penetapan tarif angkutan orang antar kota dalam Kabupaten, serta angkutan perkotaan dan pedesaan kelas ekonomi | Jumlah penetapan tarif lintas penyebrangan / Jumlah lintas penyebrangan dalam kabupaten/kota x 100% | Output | % | 100,00 % | |
376 | PERHUBUNGAN | 2.n.1,2.n.2.4 Persentase pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan Kabupaten atau Kota
| Jumlah pemasangan perlengkapan jalan kab/kota / Target kebutuhan perlengkapan jalan kab/kota x 100% | Output | % | 100,00 % | |
377 | PERHUBUNGAN | 2.n.2. V/C Ratio di Jalan Kabupaten/Kota | Jumlah pemasangan perlengkapan jalan Kabupaten atau Kota / Target kebutuhan perlengkapan jalan Kabupaten atau Kota x100% | Outcome | % | | |
378 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.1. Persentase Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terhubung dengan akses internet yang disediakan oleh Dinas Kominfo | Jumlah OPD yang terhubung dengan akses internet yang disediakan oleh dinas kominfo dibagi Jumlah OPD x 100%
| Outcome | % | 100 % | 29 dengan RSUD Kota Magelang |
379 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.1.1 Persentase perangkat daerah yang
terkoneksi di Jaringan Intra Pemerintah atau menggunakan akses internet yang diamankan yang disediakan oleh Dinas Kominfo | Jumlah perangkat daerah yang saling terkoneksi di jaringan intra pemerintah atau menggunakan akses internet yang diamankan yang disediakan oleh dinas kominfo dibagi Jumlah OPD x 100%
| Output | % | 100 % | 29 dengan RSUD Kota Magelang |
380 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.1.2 Persentase perangkat daerah yang menggunakan akses internet yang berkualitas yang disediakan Dinas Kominfo | Jumlah perangkat daerah yang
menggunakan akses internet yang berkualitas yang disediakan Dinas Kominfo : Jumlah OPD x 100%
Akses internet berkualitas:
- Tingkat Realibilitas (SLA) 97-98%
- Tingkat Ketersediaan (semua perangkat daerah sampai ke desa sudah tersedia)
- Besarnya bandwidth yang memadai (min. 2 mbps)
| Output | % | 100,00 % | 29 dengan RSUD Kota Magelang |
381 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.1.3 Tersedianya sistem elektronik komunikasi intra pemerintah yang disediakan Dinas Kominfo (berbasis suara, video, teks, data dan sinyal lainnya) dengan memanfaatkan jaringan intra pemerintah | Sistem elektronik komunikasi intra pemerintah yang disediakan dinas kominfo (berbasis suara, video, teks, data, dan sinyal lainnya) dengan memanfaatkan jaringan intra pemerintah (Ya atau Tidak). | Output | | Ada | |
382 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2. Persentase Layanan Publik yang diselenggarakan secara online dan terintegrasi | Jumlah layanan publik diselenggarakan secara online dan terintegrasi
dibagi Jumlah layanan publik x 100% | Outcome | % | 49,20 % | |
383 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.2 Persentase perangkat daerah yang memiliki portal dan situs web yang sesuai standar | Jumlah perangkat daerah yang memiliki portal dan situs web yang sesuai standar dibagi Jumlah Perangkat Daerah x 100%
| Output | % | 93,33 % | |
384 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.3 Persentase perangkat daerah yang mengimplementasikan layanan aplikasi umum dan aplikasi khusus yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan | Jumlah perangkat daerah yang mengimplementasikan layanan aplikasi umum dan aplikasi khusus yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang- undangan dibagi Jumlah Perangkat Daerah x 100%
| Output | % | 75,86 % | |
385 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.4 Persentase layanan SPBE (layanan publik dan layanan administrasi pemerintahan) yang tercantum dalam dokumen proses bisnis yang telah diimplementasikan secara elektronik | Jumlah layanan SPBE (layanan publik dan layanan administrasi pemerintahan) yang tercantum dalam dokumen proses bisnis yang telah diimplementasikan secara elektronik dibagi Jumlah Layanan x 100% | Output | % | 27,78 % | |
386 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.5 Persentase layanan SPBE (layanan publik dan layanan administrasi pemerintahan) yang memanfaatkan sertifikat elektronik | Jumlah layanan SPBE (layanan publik dan layanan administrasi pemerintahan) yang memanfaatkan sertifikat elektronik dibagi Jumlah layanan x 100%
| Output | % | 72,22 % | |
387 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.6 Persentase sistem elektronik yang terdaftar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan | Jumlah sistem elektronik yang terdaftar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dibagi sistem elektronik x 100% Jumlah
| Output | % | | |
388 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.7 Persentase layanan publik dan layanan administrasi yang terintegrasi dengan sistem penghubung layanan pemerintah | Jumlah layanan publik dan layanan administrasi yang terintegrasi dengan sistem penghubung layanan pemerintah dibagi layanan publik dan layanan administrasi x 100%
| Output | % | 100 % | |
389 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.8 Persentase perangkat daerah yang menggunakan layanan pusat data pemerintah | Jumlah perangkat daerah yang menggunakan layanan pusat data pemerintah dibagi Jumlah perangkat daerah x 100% Jumlah perangkat daerah
| Output | % | 100,00 % | |
390 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.9 Persentase perangkat daerah yang menyimpan data di pusat data pemerintah | Jumlah perangkat daerah yang menyimpan data di pusat data pemerintah
dibagi Jumlah perangkat daerah x 100%
| Output | % | 100,00 % | |
391 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.10 Persentase perangkat daerah yang memperbaharui datanya sesuai siklus jenis data (sesuai renstra kominfo) | Jumlah perangkat daerah yang memperbaharui datanya sesuai siklus jenis data (sesuai renstra kominfo) dibagi Jumlah perangkat daerah x 100%
| Output | % | 31,03 % | |
392 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.11 Persentase data yang dapat berbagi pakai | Jumlah data yang dapat berbagi pakai : Jumlah data yang dimiliki perangkat daerah x 100%
| Output | % | 100 % | |
393 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.12 Persentase perangkat daerah yang mengimplementasi inovasi yang mendukung smart city | Jumlah perangkat daerah yang mengimplementasi inovasi yang mendukung smart city dibagi Jumlah perangkat daerah x 100% | Output | % | 96,55 % | Kesbang belum masuk |
394 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.13 Persentase ASN pengelola TIK yang tersertifikasi kompetensi di bawah pengelolaan Dinas Kominfo | Jumlah ASN pengelola TIK yang tersertifikasi kompetensi di bawah pengelolaan Dinas Kominfo dibagi Jumlah ASN pengelola TIK x 100%
| Output | % | 0,00 % | |
395 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.2.14 Tersedianya peraturan daerah atau peraturan kepala daerah terkait implementasi e-government | (Ada atau Tidak ada):
1. Dokumen Master Plan
Poin dalam master plan paling sedikit memuat:
§ Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
§ Penganggaran
§ Strategi
§ Peta Jalan
§ Arah Kebijakan
§ Cetak biru teknis/Peta rencana strategi
2. Perda/Perkada tentang pengelolaan TIK di daerah paling sedikit memuat tentang GCIO (Government Chief of Information Officer):
- Penugasan pejabat
- Kewenangan
- Tugas dan tanggung jawab
| Output | | Ada | |
396 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.3. Persentase masyarakat yang menjadi sasaran penyebaran informasi publik, mengetahui kebijakan dan program prioritas pemerintah dan pemerintah daerah kabupaten/kota | Jumlah masyarakat yang menjadi sasaran penyebaran informasi publik, mengetahui kebijakan dan program prioritas pemerintah dan pemerintah daerah kabupaten/kota dibagi Jumlah penduduk x100% | Outcome | % | 100,00 % | |
397 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.3.1 Persentase komunitas masyarakat/mitra strategis pemerintah daerah kab/kota yang menyebarkan informasi dan kebijakan pemerintah dan pemerintah kab/kota | Jumlah komunitas masyarakat/mitra strategis pemerintah daerah kab/kota yang menyebarkan informasi dan kebijakan pemerintah dibagi Jumlah komunitas masyarakat/mitra strategis pemerintah daerah kabupaten/kota
x 100% | Output | % | 100,00 % | |
398 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.3.2 Persentase konten informasi terkait program dan kebijakan pemerintah dan pemerintah provinsi sesuai dengan strategi komunikasi (STRAKOM) | Jumlah konten informasi terkait program dan kebijakan pemerintah dan pemerintah kab/kota sesuai dengan strategi komunikasi (STRAKOM)
dibagi Jumlah konten informasi terkait program dan kebijakan pemerintah dan pemerintah Kab/kota x 100%
| Output | % | 100,00 % | |
399 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | 2.o.3.3 Persentase diseminasi dan layanan informasi publik yang dilaksanakan sesuai dengan strategi komunikasi (STARKOM) dan SOP yang telah ditetapkan | Jumlah diseminasi dan layanan informasi publik yang dilaksanakan sesuai dengan strategi komunikasi (STARKOM) dan SOP dibagi Jumlah diseminasi dan layanan informasi publik x 100%
| Output | % | 100,00 % | |
400 | KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA | Persentase kegiatan (event), perangkat daerah dan pelayanan publik pada
Pemerintah Daerah yang dimanfaatkan secara daring dengan memanfaatkan domain dan sub domain Instansi Penyelenggara Negara sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2015 | Jumlah kegiatan (event), perangkat daerah dan pelayanan publik pada Pemerintah Daerah yang dimanfaatkan secara daring dengan memanfaatkan domain dan sub domain Instansi Penyelenggara Negara sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2015 dibagi Jumlah kegiatan (event), perangkat daerah dan pelayanan publik pada Pemerintah Daerah x 100%
| Output | % | 0 % | |
401 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1. Meningkatnya Koperasi yang berkualitas | Jumlah koperasi yang meningkat kualitasnya berdasarkan RAT, volume usaha dan aset dibagi Jumlah seluruh koperasi yang aktif x 100%
| Outcome | | 40,19 | |
402 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.1 Persentase fasilitasi penerbitan izin usaha simpan pinjam untukkoperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah dalam daerahkabupaten/kota | Jumlah penerbitan ijin usaha simpan pinjam koperasi pada tahun yang dilaporkan dibagi Jumlah usaha simpan pinjam koperasi yang belum mempunyai ijin usaha simpan pinjam x 100%
| Output | % | | |
403 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.2 Persentase fasilitasi penerbitan izin pembukaan kantor cabang,cabang pembantu dan kantor kas usaha simpan pinjam oleh koperasiuntuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerahkabupaten/kota | Jumlah penerbitan izin pembukaan kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas usaha simpan pinjam pada tahun yang dilaporkan dibagi Jumlah permohonan izin pembukaan kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas usaha simpan pinjam pada tahun yang dilaporkan x 100%
| Output | % | Nihil % | |
404 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.3 Persentase pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang diperiksa dan diawasi dibagi Jumlah koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 29,83 % | |
405 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.4 Persentase usaha simpan pinjam oleh koperasi yang dinilai kesehatannya untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah usaha simpan pinjam oleh koperasi yang dinilai kesehatannya dibagi Jumlah usaha simpan pinjam oleh koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 29,02 % | |
406 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.5 Persentase koperasi yang mengikuti pelatihan untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dibagi Jumlah koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 46,64 % | |
407 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.6 Persentase jumlah anggota koperasi yang telah mengikuti pelatihan perkoperasian untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah
kabupaten/kota | jumlah anggota koperasi yang mengikuti pelatihan perkoperasian dibagi Jumlah anggota koperasi yang ada
x 100%
| Output | % | 0,22 % | Tahun 2021 jumlah SDM koperasi yang telah mengikuti pelatihan perkoperasian sebanyak 211 tahun 2022 jumlah SDM koperasi yang mengikuti pelatihan perkoperasian sebanyak 141 sehingga di akhir tahun 2022 jml SDM koperasi yang telah mengikuti pelatihan perkoperasian menjadi 352 |
408 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.7 Persentase koperasi yang telah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang telah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dibagi x 100%
| Output | % | 2,52 % | |
409 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.8 Persentase koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pembiayaan | Jumlah koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pembiayaan / Jumlah koperasi yang ada x 100% | Output | % | 4,20 % | Koperasi yang diberikan fasilitas pembiayaan adalah koperasi yang mendapat bantuan hibah. Tahun 2021 jumlah koperasi yang mendapat bantuan hibah sebanyak 10 koperasi , tahun 2022 jumlah koperasi yang mendapat bantuan hibah 11 , sehingga di akhir tahun 2022 jumlah koperasi yang telah mendapat bantuan hibah sebanyak 21 koperasi. |
410 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.9 Persentase fasilitasi penerbitan sertifikat
Nomor Induk Koperasi (NIK) untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang telah diterbitkan sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK) dibagi Jumlah koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 36,13 % | |
411 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.10 Persentase koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pembiayaan untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pembiayaan dibagi Jumlah koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 4,20 % | Koperasi yang diberikan fasilitas pembiayaan adalah koperasi yang mendapat bantuan hibah. Tahun 2021 jumlah koperasi yang mendapat bantuan hibah sebanyak 10 koperasi , tahun 2022 jumlah koperasi yang mendapat bantuan hibah 11 , sehingga di akhir tahun 2022 jumlah koperasi yang telah mendapat bantuan hibah sebanyak 21 koperasi. |
412 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.11 Persentase yang diberikan dukungan fasilitasi pemasaran untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pemasaran dibagi Jumlah koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 0,00 % | |
413 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.12 Persentase koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pendampingan kelembagaan dan usaha untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pendampingan kelembagaan dan usaha dibagi Jumlah koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 50,42 % | Jumlah koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi pendampingan setiap tahunnya berubah dan bukan merupaka akumulasi, tergantung permintaan koperasi yang meminta dukungan pendampingan. Jadi bisa saja 1 koperasi meminta pendampingan setiap tahunnya bahkan dalam setiap tahun meminta beberapa kali pendampingan juga dimungkinkan. |
414 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.1.13 Persentase koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi kemitraan untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan dalam daerah kabupaten/kota | Jumlah koperasi yang diberikan dukungan fasilitasi kemitraan dibagi Jumlah koperasi yang ada x 100%
| Output | % | 0,00 % | |
415 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2. Meningkatnya Usaha Mikro yang menjadi wirasausaha | Jumlah usaha mikro yang menjadi wirausaha dibagi Jumlah usaha mikro keseluruhan x 100%
| Outcome | | 22,14 | usaha mikro yang menjadi wirausaha adalah usaha mikro yang telah memiliki NIB |
416 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2.1 Rasio pertumbuhan wirausaha baru yang berskala mikro | Jumlah pertumbuhan wirausaha baru dibagi Jumlah wirausaha yang ada x 100%
| Output | | 2,99 | |
417 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2.2 Persentase jumlah usaha mikro yang diinput ke dalam system online data system (ODS) | jumlah usaha mikro yang diinput ke dalam sistem online data system (ODS) dibagi Jumlah usaha mikro yang ada x 100%
| Output | % | 0,00 % | |
418 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2.3 Persentase jumlah usaha mikro yang bermitra | jumlah usaha mikro yang bermitra dibagi Jumlah usaha mikro yang ada x 100%
| Output | % | 0,00 % | |
419 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2.4 Persentase jumlah usaha mikro yang diberikan dukungan fasilitasi standarisasi dan sertifikasi produk usaha | jumlah usaha mikro yang diberikan dukungan fasilitasi standarisasi dan sertifikasi dibagi jumlah usaha mikro yang belum memiliki standar dan sertifikasi produk x 100%
| Output | % | 2,33 % | |
420 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2.5 Persentase jumlah usaha mikro yang diberikan dukungan fasilitasi pemasaran | jumlah usaha mikro yang diberikan dukungan fasilitasi pemasaran dibagi jumlah usaha mikro yang belum mendapatkan dukungan fasilitasi pemasaran x 100%
| Output | % | 1,31 % | |
421 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2.6 Rasio usaha mikro yang diberikan dukungan fasilitasi pelatihan | Jumlah usaha mikro yang diberikan dukungan fasilitasi pelatihan dibagi Jumlah usaha mikro yang ada x 100%
| Output | | 1,95 | |
422 | KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH | 2.p.2.7 Persentase jumlah usaha mikro yang diberikan pendampingan melalui lembaga pendampingan | jumlah usaha mikro yang diberikan pendampingan melalui lembaga pendampingan dibagi Jumlah usaha mikro yang ada x 100%
| Output | % | 0,00 % | |
423 | PENANAMAN MODAL | 2.q. Persentase peningkatan investasi dikabupaten/kota | (Jumlah investasi tahun n-jumlah investasi tahun n-1) di kabupaten/kota / Jumlah investasi tahun n-1 di kabupaten/kota x 100% | Outcome | % | 53,61 % | |
424 | PENANAMAN MODAL | 2.q.1 PERDA mengenai pemberian fasilitas/ intensif penanaman modal yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota | Jumlah fasilitas/insentif di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten/Kota yang bisa diberikan kepada investor | Output | Perda | 2 Perda | |
425 | PENANAMAN MODAL | 2.q.2 Standar operasional prosedur pelaksanaan pemberian insentif penanaman modal | Tersedianya dokumen SOP pelaksanaan Pemberian fasilitas/Insentif penanaman modal | Output | Dokumen | Ada Dokumen | |
426 | PENANAMAN MODAL | 2.q.3 Laporan evaluasi pelaksanaan pemberian fasilitas / insentif penanaman modal | Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan Pemberian fasilitas/Insentif penanaman modal pertahun | Output | Dokumen | 0 Dokumen | Mulai pemberian tahun 2021,monev pelaporan evaluasi diberikan Tahun 2022, |
427 | PENANAMAN MODAL | 2.q.4 kegiatan seminar bisnis / busines forum, dan one on one meeting | Jumlah kegiatan seminar bisnis/business forum, one on one meeting | Output | Kegiatan | 1 Kegiatan | |
428 | PENANAMAN MODAL | 2.q.5 kegiatan pameran penanaman modal | Jumlah kegiatan pameran penanaman modal | Output | Kegiatan | 0 Kegiatan | 2021 tidak ada karena covid Tahun 2022 diselenggarakan Pameran di Bandung |
429 | PENANAMAN MODAL | 2.q.6 kegiatan penerimaan misi penanaman modal | Jumlah kegiatan penerimaan misi penanaman modal | Output | Kegiatan | 0 Kegiatan | Tidak ada penerimaan misi (khusus luar negeri) , misi penanaman modal adalah penerimaan kunjungan individu atau sekelompok orang dari luar negeri |
430 | PENANAMAN MODAL | 2.q.7 konsultasi Perizinan dan Non perizinan Penanaman Modal | Jumlah konsultasi perizinan dan nonperizinan penanaman modal | Output | Kegiatan | 82 Kegiatan | |
431 | PENANAMAN MODAL | 2.q.8 penerbitan Perizinan dan Non perizinan Penanaman Modal | Jumlah penerbitan perizinan dan nonperizinan | Output | Kegiatan | 1723 Kegiatan | |
432 | PENANAMAN MODAL | 2.q.9 Laporan Realisasi Penanaman Modal | Jumlah nilai realisasi penanaman modal yang terpantau di tingkat Kabupaten/Kota | Output | Rp | 583.437.168.802 Rp | |
433 | PENANAMAN MODAL | 2.q.10 Pembinaan aparatur penanaman modal tingkat kabupaten/kota | Jumlah aparatur dan penanam modal yang memahami ketentuan pelaksanaan kegiatan penanaman modal (aparatur yang mendapat pelatihan di tahun bersangkutan) | Output | Orang | 1 Orang | |
434 | PENANAMAN MODAL | 2.q.11 Pembinaan penanaman modal PMA dan PMDN | Jumlah perusahaan yang mendapatkan pengawasan dan pelaksanaan penanaman modal | Output | Unit | 142 Unit | |
435 | PENANAMAN MODAL | 2.q.12 Tersedianya data daninformasi perizinan dan non peizinankabupaten/kota | Jumlah permintaan data dan informasi yang terpenuhi dibagi Jumlah permintaan data dan informasi yang diterima | Output | Dokumen | 38 Dokumen | |
436 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.1. Tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan ekonomi mandiri | Jumlah pemuda 16-30 tahun yang berwirausaha di provinsi dibagi Jumlah pemuda umur 16-30 tahun di kabupaten/kota X 100% | Outcome | % | 2,05 % | |
437 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.1.1 Jumlah pemuda yang mendapat pelatihan kewirausahaan | Jumlah pemuda yang mendapat pelatihan kewirausahaan | Output | Orang | 0 Orang | kegiatan belum dilaksanakan tahun 2021 |
438 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.1.2 Jumlah pemuda yang mendapat bantuan Kewirausahaan | Jumlah pemuda yang mendapat bantuan kewirausahaan | Output | Orang | 0 Orang | kegiatan belum dilaksanakan tahun 2021 |
439 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.2. Tingkat partisipasi pemuda dalam organisasi kepemudaan dan organisasi sosial kemasyarakatan | Jumlah pemuda 16-30 tahun yang menjadi anggota aktif pada Organisasi kepemudaan dan organisasi sosial kemasyarakatan dikabupaten/kota dibagi jumlah pemuda umur 16-30 tahun dikabupaten/kota dikalikan 100% | Outcome | % | 2,77 % | |
440 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.2.1 Jumlah pemuda yang medapat pelatihan kader pengembangan kepemimpinan, kepedulian, kesukarelawanan dan kepeloporan pemuda | Jumlah pemuda yang medapat pelatihan kader pengembangan kepemimpinan, kepedulian, kesukarelawanan dan kepeloporan pemuda | Output | Orang | 14 Orang | |
441 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.2.2 Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang mendapat pelatihan manajemen organisasi kepemudaan | Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang mendapat pelatihan manajemen organisasi kepemudaan | Output | Orang | 0 Orang | kegiatan tahun 2021 belum bisa dilaksanakan karena terdampak recofusing |
442 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.3. Peningkatan prestasi olahraga | Jumlah perolehan medali pada event olahraga nasional dan internasional | Outcome | Orang | 91 Orang | |
443 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.3.1 Jumlah pelatih olah raga yang memiliki kompetensi di satuan2 pendidikan | Jumlah pelatih olah raga yang memiliki kompetensi di satuan2 pendidikan
Yang dimaksud sebagai satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Pelatih olahraga yang memiliki kompetensi adalah pelatih yang memiliki sertifikasi sebagai pelatih olahraga | Output | Orang | 65 Orang | |
444 | KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA | 2.r.3.2 Jumlah penyelenggaraan event OR prestasi tingkat daerah | Jumlah penyelenggaraan event OR prestasi tingkat daerah | Output | Orang | 12 Orang | |
445 | STATISTIK | 2.s.1. Persentase Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menggunakan data statistik dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah | Jumlah OPD yang menggunakan data statistik dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah dibagi Jumlah OPD X 100%
| Outcome | % | 100,00 % | |
446 | STATISTIK | 2.s.1,2.s.2.1 Tersedianya buku profil daerah | Ada/tidak | Output | | Ada | |
447 | STATISTIK | 2.s.1,2.s.2.2 Jumlah survey statistik sektoral yang dilakukan | Jumlah Survei Statistik Sektoral yang dilakukan | Output | | 0 | |
448 | STATISTIK | 2.s.1,2.s.2.3 Jumlah kompilasi statistik sektoral yang dilakukan | Jumlah kompilasi statistik sektoral yang dilakukan | Output | | 2 | |
449 | STATISTIK | 2.s.1,2.s.2.4 Jumlah survey statistik sektoral yang mendapat rekomendasi dari BPS | Jumlah Survei Statistik Sektoral yang mendapat rekomendasi dari BPS | Output | | 1 | |
450 | STATISTIK | 2.s.1,2.s.2.5 Jumlah kompilasi stastik sektoral yang mendapat rekomendasi dari BPS | | Output | | 2 | |
451 | STATISTIK | 2.s.1,2.s.2.6 Persentase kelengkapan metadata kegiatan statistik | Perbandingan Jumlah metadata kegiatan statistik sektoral dengan Jumlah kegiatan statistik sektoral dikalikan 100 % | Output | % | 100,00 % | |
452 | STATISTIK | 2.s.1,2.s.2.7 Persentase kelengkapan metadata variabel dari kegiatan statistik | Perbandingan Jumlah metadataindikator statistik sektoral dengan Jumlah indikator statistik sektoral dikalikan 100 % | Output | % | 100,00 % | |
453 | STATISTIK | 2.s.2. Persentase OPD yang menggunakan data statistik dalam melakukan evaluasi pembangunan daerah | Perbandingan Jumlah OPD yang menggunakan data statistik dalam melakukan evaluasi pembangunan daerah dengan Jumlah OPD dikalikan 100 % | Outcome | % | 100,00 % | |
454 | KEBUDAYAAN | 2.u. Terlestarikannya Cagar Budaya | Jumlah cagar budaya yang dilestarikan dibagi Jumlah cagar budaya yangterdata X 100% | Outcome | % | 100,00 % | |
455 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.1 Jumlah obyek pemajuan kebudayaan yang dilindungi (inventarisasi, pengamanan pemeliharaan, penyelamatan danpublikasi) | Jumlah objek PK yang (diinventaris + diamankan + dipelihara + diselamatkan + dipublikasikan) | Output | Objek | 24 Objek | 11+1+1+11 |
456 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.2 Jumlah obyek pemajuan kebudayaan yang dikembangkan (penyebarluasan, pengkajian, pengayaan keberagaman) | Jumlah objek PK (disebarluaskan + dikaji + dikayakan keberagamannya) | Output | Objek | 7 Objek | |
457 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.3 Jumlah obyek pemajuan kebudayaan yang dimanfaatkan (membangun karakter bangsa, meningkatkan ketahanan budaya,dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat) | Jumlah objek dimanfaatkan | Output | Objek | 7 Objek | |
458 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.4 Jumlah SDM, lembaga dan pranata yang dibina (peningkatan kompetensi, standarisasi dan sertifikasi, serta peningkatan kapasitas tata kelola) | Jumlah sdm ditingkatkan kompetensi + Jumlah sdm disertifikasi + Jumlah lembaga distandarisasi + Jumlah lembaga ditingkatkan kapasitas tata kelola + Jumlah pranata ditingkatkan kapasitas tata kelola | Output | Objek | 21 Objek | |
459 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.5 Register cagar budaya (pendaftaran, pengjasian,penetapan,pencatatan, pemeringkatan, penghapusan) | Jumlah CB ditetapkan – Jumlah CB dihapuskan | Output | Objek | 11 Objek | |
460 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.6 Perlindungan cagar budaya provinsi (penyelamatan, zonasi, pemeliharaan dan pemugaran) | Jumlah CB yang diselamatkan, dizonasikan, dipelihara, dan dipugar | Output | Objek | 12 Objek | |
461 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.7 Layanan perizinan membawa cagar budaya provinsi ke luar provinsi dengan dukungan data | Jumlah CB diberikan izin ke luar Kabupaten/Kota | Output | Dokumen | NIHIL Dokumen | |
462 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.8 Pengembangan cagar budaya provinsi (penelitian, revitalisasi, adaptasi) | Jumlah CB (diteliti + direvitalisasi + diadaptasi | Output | Objek | 12 Objek | |
463 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.9 Pemanfaatan cagar budaya provinsi (dalam hal agama, sosial,pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan pariwisata | Jumlah CB dimanfaatkan | Output | Objek | 12 Objek | |
464 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.10 Pengelolaan, pengamanan, pengembangan dan pemanfaatan koleksi museum | Jumlah koleksi museum (dikelola + diamankan + dikembangkan + dimanfaatkan | Output | Objek | 34 Objek | |
465 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.11 Peningkatan akses masyarakat dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan museum | | Output | Orang | 821 Orang | |
466 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.12 Peningkatan akses masyarakat dalam pengelolaan sarana dan prasarana museum kabupaten/kota | | Output | Orang | 821 Orang | |
467 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.13 Pembentukan tim pendaftaran cagar budaya | Jumlah tim pendaftaran CB yang dibentuk | Output | Orang | 0 Orang | |
468 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.14 Pembentukan tim ahli cagar budaya provinsi | Jumlah pembentukan tim ahli CB | Output | Orang | 7 Orang | |
469 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.15 Fasilitas sertifikasi tim ahli cagar budaya | Jumlah ahli CB yang disertifikasi | Output | Orang | 7 Orang | |
470 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.16 Pemetaan sdm cagar budaya dan permuseuman | Jumlah sdm CB + jumlah SDM Museum | Output | Orang | 13 Orang | 6 Museum 7 CB |
471 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.17 Peningkatan kompetensi sdm cagar budaya dan permuseuman kabupaten/kota | Jumlah sdm yang ditingkatkan kompetensinya (CB + Museum) | Output | Orang | 13 Orang | 6 Museum 7 CB |
472 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.18 Penyediaan sarana dan prasarana pendaftaran cagar budaya dan permuseuman | Jumlah sarana dan prasarana pendaftaran (CB + Museum) | Output | Objek | 0 Objek | |
473 | KEBUDAYAAN | 2.u.1.19 Penyelenggaraan kegiatan museum yang melibatkan masyarakat | Jumlah kegiatan museum yang melibatkan masyarakat | Output | Kegiatan | 5 Kegiatan | |
474 | PERPUSTAKAAN | 2.v.1. Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat | Nilai tingkat kegemaran membaca masyarakat yang diukur menggunakan survei/kajian kegemaran membaca masyarakat | Outcome | | 61 | |
475 | PERPUSTAKAAN | 2.v.1.1 Rasio ketercukupan koleksi perpustakaan dengan penduduk | Koleksi perpustakaan yang tersedia di berbagai perpustakaan di wilayahnya (dalam eksemplar) : Jumlah penduduk di wilayahnya (dalam jiwa) x 100% | Output | % | 51,14 % | |
476 | PERPUSTAKAAN | 2.v.1.2 Persentase ketermanfaatan perpustakaan oleh masyarakat | Jumlah kunjungan pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan baik secara online maupun on site : Jumlah penduduk di wilayahnya x 100% | Output | % | 55,57 % | |
477 | PERPUSTAKAAN | 2.v.1.3 Rasio ketercukupan tenaga perpustakaan dengan penduduk | Ketersediaan tenaga perpustakaan di berbagai perpustakaan di wilayahnya : Jumlah penduduk di wilayahnya (dalam jiwa) x 100% | Output | % | 0,09 % | |
478 | PERPUSTAKAAN | 2.v.1.4 Persentase perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan | Jumlah perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan : Jumlah perpustakaan dari berbagai jenis yang terdapat diwilayahnya x 100% | Output | % | 29,11 % | |
479 | PERPUSTAKAAN | 2.v.1.5 Jumlah pemasyarakatan gemar membaca di masyarakat | Jumlah pemasyarakatan gemar membaca di masyarakat | Output | | 2 | |
480 | PERPUSTAKAAN | 2.v.2. Nilai Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat yangdidapatkan dengan metode sensus dengan mengukur sejumlah unsurpembangunan literasi masyarakat (UPLM) dan aspek masyarakat (AM) | IPLM= Jumlah UPLM dibagi dengan ALM dikali 100
UPLMi adalah variabel komponen pembentuk indeks dari unsurpembangun literasi masyarakat mulai dari UPLM 1 sampai UPLM 7sedangkan AM adalah komponen aspek masyarakat
| Outcome | | 43,69 | |
481 | PERPUSTAKAAN | 2.v.2.1 Jumlah naskah kuno yang diakuisisi/ dialih media (digitalisasi)/terdaftar yang ada di wilayahnya | Jumlah naskah kuno yang diakuisisi/dialih media (digitalisasi)/terdaftar yang ada di wilayahnya | Output | | 37 | |
482 | PERPUSTAKAAN | 2.v.2.2 Jumlah naskah kuno yang dialih aksara dan dialih bahasa | Jumlah naskah kuno yang dialih aksara dan dialih bahasa | Output | | 0 | |
483 | PERPUSTAKAAN | 2.v.2.3 Jumlah koleksi budaya etnis nusantara yang tersimpan dan/atau terdaftar yang ada di wilayahnya (item) | Jumlah koleksi budaya etnis nusantara yang tersimpan dan/atau terdaftar yang ada di wilayahnya (item) | Output | | 416 | |
484 | KEARSIPAN | 2.w.1. Tingkat ketersediaan arsip sebagai bahan akuntabilitas kinerja, alat bukti yang sah dan pertanggungjawaban nasional) Pasal 40 dan Pasal 59 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan | T = (a + i + s + j)/4
T = Tingkat ketersediaan arsip
a = Persentase arsip aktif yang telah dibuatkan daftar arsip
i = Persentase arsip inaktif yang telah dibuatkan daftar arsip
s = Persentase arsip statis yang telah dibuatkan sarana bantu temu balik
j = Persentase jumlah arsip yang dimasukkan dalam SIKN melalui JIKN | Outcome | | 100 | T = (100+100+100+100)/4 |
485 | KEARSIPAN | 2.w.1. 1 persentase arsip aktif yang telah dibuatkan daftar arsip | Jumlah arsip aktif yang telah dibuatkan daftar arsip : Jumlah seluruh arsip aktif x 100% | Output | % | 100,00 % | |
486 | KEARSIPAN | 2.w.1. 2 persentase arsip in-aktif yang telah dibuatkan daftar arsip | Jumlah arsip inaktif yang telah dibuatkan daftar arsip : Jumlah seluruh arsip inaktif x 100% | Output | % | 100,00 % | |
487 | KEARSIPAN | 2.w.1. 3 Persentase arsip statis yang telah dibuatkan sarana bantutemu balik | Jumlah arsip statis yang telah dibuatkan sarana bantu temu balik : Jumlah seluruh arsip statis x 100% | Output | % | 100,00 % | |
488 | KEARSIPAN | 2.w.1. 4 Persentase jumlah arsip yang dimasukkan dalam SIKNmelalui JIKN | Jumlah arsip yang telah dimasukkan dalam SIKN melalui JIKN : Jumlah seluruh arsip statis dan arsip dinamis pemerintahan kab/kota x 100% | Output | % | 100,00 % | |
489 | KEARSIPAN | 2.w.2. Tingkat keberadaan dan keutuhan arsip sebagai bahan pertanggungjawaban setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara untuk kepentingan negara, pemerintahan, pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat | T = (m + b + g + a + c + i)/6
T = Tingkat keberadaan dan keutuhan arsip sebagai bahan pertanggungjawaban
m = Tingkat kesesuaian kegiatan pemusnahan arsip dengan NSPK
b = Tingkat kesesuaian kegiatan perlindungan dan penyelamatan arsip dari bencana dengan NSPK
g = Tingkat kesesuaian kegiatan penyelamatan arsip Perangkat Daerah Provinsi yang digabung dan/atau dibubarkan dan pemekaran daerah Kabupaten/Kota dengan NSPK
a = Tingkat kesesuaian kegiatan autentifikasi arsip statis dan arsip hasil alih media dengan NSPK
c = Tingkat kesesuaian kegiatan pencarian arsip statis dengan NSPK
i = Tingkat kesesuaian kegiatan penerbitan izin penggunaan arsip yang bersifat tertutup dengan NSPK | Outcome | % | 33,33 % | REVISI T= (100+100)/6 |
490 | KEARSIPAN | 2.w.2.1 Pemusnahan arsip yang sesuai NSPK | NSPK pemusnahan arsip merujuk pada Peraturan Kepala ANRI 25/2012 tentang Pedoman Pemusnahan Arsip | Output | | 100,00 | |
491 | KEARSIPAN | 2.w.2.2 Perlindungan dan penyelamatan arsip akibat bencana yang sesuaiNSPK | NSPK perlindungan dan penyelamatan arsip dari bencana merujuk pada Peraturan Kepala ANRI 23/2015 tentang Perlindungan dan Penyelamatan Arsip dari Bencana | Output | | 0 | Keputusan Kepala Disperpusip No: 067/294/290 tahun 2019 tentang SOP pada Disperpusip |
492 | KEARSIPAN | 2.w.2.3 Penyelamatan arsip perangkat daerah provinsi yang digabung dan atau dibubarkan dan pemekaran daerah kabupaten/ kota yangsesuai NSPK di provinsi | NSPK penyelamatan arsip penggabungan/pembubaran perangkat daerah merujuk pada Peraturan Kepala ANRI 46/2015 tentang Penyelamatan Arsip Penggabungan atau Pembubaran Lembaga Negara dan Perangkat Daerah | Output | | 0 | 2022 Arsip Eks Balitbang karena digabung dengan Bappeda |
493 | KEARSIPAN | 2.w.2.4 Autentifikasi arsip statis dan arsip hasil alih media yang dikelola oleh lembaga kearsipan daerah yang sesuaiNSPK | NSPK autentikasi arsip merujuk pada Peraturan Kepala ANRI 20/2011 tentang Pedoman Autentikasi Arsip Elektronik | Output | | 4 | |
494 | KEARSIPAN | 2.w.2.5 Pencarian arsip statis yang pengelolaannya menjadi kewenangan daerah provinsi yang dinyatakan hilang dalam bentuk daftar pencarian arsip yang sesuai NSPK | NSPK pencarian arsip statis merujuk pada Peraturan Kepala ANRI 18/2012 tentang Pedoman Pembuatan dan Pengumuman Daftar Pencarian Arsip (DPA) | Output | | 0 | |
495 | KEARSIPAN | 2.w.2.6 Penerbitan izin penggunaan arsip yang bersifat tertutup yang disimpan di lembaga kearsipan daerah provinsi yangsesuai NSPK | NSPK perizinan penggunaan arsip tertutup merujuk pada Peraturan Kepala ANRI 28/2011 tentang Pedoman Akses dan Layanan Arsip Statis | Output | | 0 | Peraturan Walikota Magelang nomor 49 Tahun 2019 tentang system klasifikasi keamanan dan akses arsip dinamis di lingkungan pemkot magelang |
496 | KELAUTAN & PERIKANAN | 3.a. Jumlah Total Produksi Perikanan (Tangkap dan Budidaya)kabupaten/kota (sumber data: one data KKP) | Jumlah Total Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya Kabupaten/Kota sumber data: one data KKP dibagi Target Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya yang ditetapkan | Outcome | kg | 100,00 kg | |
497 | KELAUTAN & PERIKANAN | 3.a.1 Jumlah rumah tangga nelayan yang melakukan diversifikasi usaha(RTP) | Jumlah rumah tangga nelayan yang melakukan diversifikasi usaha (RTP) | Output | | Nihil | |
498 | KELAUTAN & PERIKANAN | 3.a.2 Persentase Tempat Pelelangan Ikan yang operasional | Jumlah TPI yang operasional dibagi Jumlah seluruh TPI yang ada di wilyah kab/kota x 100% | Output | % | Nihil % | tidak ada nelayan di Kota Magelang |
499 | KELAUTAN & PERIKANAN | 3.a.3 Jumlah Izin Usaha Perikanan (IUP) di bidang pembudidayaanikan yang usahanya dalam1 (satu) Daerah kabupaten/ kota yangditerbitkan | Jumlah Izin Usaha Perikanan (IUP) di bidang pembudidayaan ikan yang usahanya dalam1 (satu) Daerah kabupaten/ kota yang diterbitkan | Output | Izin | | |
500 | KELAUTAN & PERIKANAN | 3.a.4 Jumlah pembudidaya ikan yang memperoleh kegiatan pemberdayaan(pendidikan dan pelatihan/penyuluhan dan pendampingan/ kemitraanusaha/ kemudahan akses iptek dan informasi/danpenguatan kelembagaan | Jumlah pembudidaya ikan yang memperoleh kegiatan pemberdayaan per tahun | Output | Orang | 280 Orang | |
501 | KELAUTAN & PERIKANAN | 3.a.5 Jumlah benih budidaya air tawar dan air payau yang diproduksi | Jumlah benih budidaya air tawar dan air payau yang diproduksi per tahun | Output | kg | | |
502 | PARIWISATA | 3.b.5. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD | Total realisasi PAD dari sektor pariwisata dibagi total realisasi PADx 100% | Outcome | % | 3,60 % | |
503 | PARIWISATA | 3.b.1. Persentase pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara perkebangsaan | (Jumlah wisatawan tahun n – Jumlah wisatawan tahun n-1) dibagi Jumlah wisatawan tahun n-1 x 100% | Outcome | % | -96,08 % | |
504 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.1 Jumlah entitas pengelolaan destinasi | Jumlah entitas pengelolaan destinasi | Output | | 13 | |
505 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.2 Jumlah kelengkapan infrastruktur dasar, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata | Jumlah kelengkapan infrastruktur dasar, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata | Output | | 142 | |
506 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.3 Jumlah tanda daftar usaha pariwisata per sub jenis usaha dikabupaten/kota | Jumlah tanda daftar usaha pariwisata per sub jenis usaha di Kabupaten/Kota | Output | | 52 | |
507 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.4 Jumlah wisatawan mancanegara per kebangsaan | Jumlah wisatawan mancanegara per kebangsaan | Output | | | |
508 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.5 Jumlah promosi event daerah yang terlaksana di dalam negeri | Jumlah promosi event daerah yang terlaksana di dalam negeri | Output | | 3 | |
509 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.6 Jumlah event luar negeri yang diikuti | Jumlah event luar negeri yang diikuti Kabupaten/Kota | Output | | 0 | |
510 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.7 Jumlah industri pariwisata daerah yang berpartisipasi pada even promosi pariwisata di dalam negeri | Jumlah industri pariwisata daerah yang berpartisipasi pada event promosi pariwisata di dalam negeri | Output | | 167 | |
511 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.8 Persentase tenaga kerja di sektor parwisata yang disertifikasi | Jumlah tenaga kerja pariwisata tersertifikasi / Jumlah tenaga kerja pariwisata x 100% | Output | % | 9,90 % | |
512 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.9 Persentase SDM peserta pembekalan sektor kepariwisataan | Jumlah peserta pembekalan sektor kepariwisataan / Jumlah sasaran pembekalan sektor kepariwisataan x 100% | Output | % | 100,00 % | |
513 | PARIWISATA | 3.b.1,3.b.2,3.b.3,3.b.4,3.b.5.10 Jumlah lokasi yang memperoleh pemberdayaan masyarakat dan pembinaan kemitraan usaha masyarakat | Jumlah lokasi yang memperoleh pemberdayaan masyarakat dan pembinaan kemitraan usaha masyarakat | Output | % | 8 % | |
514 | PARIWISATA | 3.b.2. Persentase peningkatan perjalanan wisatawan nusantara yang datang ke kabupaten/kota | (Jumlah wisatawan tahun n – Jumlah wisatawan tahun n-1) dibagi Jumlah wisatawan tahun n-1 x 100% | Outcome | % | -9,69 % | |
515 | PARIWISATA | 3.b.3. Tingkat hunian akomodasi | Jumlah kamar yang terjual dibagi Jumlah kamar yang tersedia x 100% | Outcome | % | 20,18 % | |
516 | PARIWISATA | 3.b.4. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB harga berlaku | Total nilai Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB dibagi totalPDRB berlaku x 100% | Outcome | | 42,00 | |
517 | PERTANIAN | 3.c.1. Produktivitas pertanian per hektar per tahun | Jumlah produksi pertanian pangan per hektar per tahun dibagi Luaspanen x 100% | Outcome | | | |
518 | PERTANIAN | 3.c.1..1 Sarana pertanian pertanian yang diberikan | Jumlah Sarana dan prasana pertanian yang diberikan | Output | | 38 | |
519 | PERTANIAN | 3.c.1.2 Prasarana pertanian yang digunakan | Jumlah prasarana pertanian yang digunakan | Output | | 128 | |
520 | PERTANIAN | 3.c.1.3 Penerbitan izin usaha pertanian | Jumlah fasilitasi penerbitan izin usaha pertanian | Output | | | |
521 | PERTANIAN | 3.c.1.4 Persentase prasarana yang digunakan | Jumlah prasarana yang aktif digunakan dibagi Jumlah prasarana yang dibangun x 100% | Output | % | 100,00 % | |
522 | PERTANIAN | 3.c.1.5 Persentase jumlah usulan izin usaha pertanian dikab/kota | Jumlah usulan yang difasitasi dibagi Jumlah usulan usaha pertanian x 100% | Output | % | | |
523 | PERTANIAN | 3.c.2. Persentase Penurunan kejadian dan jumlah kasus penyakit hewan menular | (Jumlah kejadian penyakit/kasus tahun berjalan - (t) – jumlah kejadian/kasus penyakit hewan menular tahun sebelumnya (t-1)) dibagi Jumlah kejadian/kasus penyakit hewan menular tahun sebelumnya (t-1) x 100% | Outcome | % | 12,98 % | (148-131)/131 x 100% |
524 | PERTANIAN | 3.c.2.1 Persentase fasilitasi penanggulangan bencana | Jumlah area yang dapat ditanggulangi / luas area terkena bencana | Output | % | Nihil % | |
525 | KEHUTANAN | 3.d Tersedianya dokumen rencana pengelolaan Tahura | Dokumen Rencana Pengelolaan Tahura yang disahkan | Outcome | | 0 | Tidak ada hutan di Kota Magelang |
526 | KEHUTANAN | 3.d.1.2 Pemberdayaan masyarakat di daerah penyangga | Jumlah kelompok masyarakat desa binaan yang terbentuk dan didampingi | Output | | 0 | Tidak ada hutan di Kota Magelang |
527 | KEHUTANAN | 3.d.1.3 Pemulihan ekosistem pada Tahura | Luas areal yang telah dipulihkan baik dengan mekanisme alam, rehabilitasi maupun restorasi | Output | | 0 | |
528 | KEHUTANAN | 3.d.1.4 Menurunnya gangguan kawasan TAHURA | Rekapitulasi kejadian TIPIHUT secara
periodik per tahun | Output | | 0 | |
529 | PERDAGANGAN | 3.f.1. Persentase pelaku usaha yang memperoleh izin sesuai dengan ketentuan (IUPP/SIUP Pusat Perbelanjaan dan IUTM/IUTS/SIUP Toko Swalayan) | Jumlah pelaku usaha yang telah memiliki izin sesuai ketentuan dibagi Jumlah pelaku usaha di wilayah Kab/Kota x 100% | Outcome | % | 23,08 % | |
530 | PERDAGANGAN | 3.f.1.1.a.1.b Persentase perizinan yang diterbitkan sesuai dengan ketentuanuntuk izin : a. Pusat perbelanjaan b. Toko Swalayan | Jumlah izin pusat perbelanjaan yang diterbitkan ≤5 hari kerja dibagi Jumlah permohonan izin pusat perbelanjaan yang dokumennya sudah lengkap dan benar x 100%
Jumlah izin toko swalayan yang diterbitkan ≤5 hari kerja dibagi Jumlah permohonan izin toko swalayan yang dokumennya sudah lengkap dan benar x 100% | Output | % | | |
531 | PERDAGANGAN | 3.f.1.2 Persentase penerbitan TDG | Jumlah penerbitan TDG ≤5 hari kerja dibagi Jumlah permohonan penerbitan TDG x 100% | Output | % | 100,00 % | |
532 | PERDAGANGAN | 3.f.1.3 Persentase gudang yang tidak mempunyai TDG | Jumlah penerbitan TDG dibagi Jumlah gudang yang ada di kab/kota x 100% | Output | % | 90,91 % | |
533 | PERDAGANGAN | 3.f.1.4 Persentase penerbitan STPW yang tepat waktu untuk :
a)Penerima waralaba dari waralaba dalam negeri
b) Penerimawaralaba lanjutan dari waralaba dalam negeri
c) Penerimawaralaba lanjutan dari waralaba luar negeri | Penerima waralaba dari waralaba dalam negeri :
a. Jumlah STPW untuk penerima waralaba dari waralaba dalam negeri yang terbit ≤2 hari kerja sejak berkas permohonan diterima secara lengkap dan atau benar / Jumlah permohonan STPW untuk penerima waralaba dalam negeri x 100%
b. Jumlah STPW untuk penerima waralaba lanjutan dari waralaba dalam negeri yang terbit ≤2 hari kerja sejak berkas permohonan diterima secara lengkap dan atau benar / Jumlah permohonan STPW untuk penerima waralaba lanjutan dalam negeri x 100%
c. Jumlah STPW untuk penerima lanjutan waralaba lanjutan dari waralaba luar negeri yang terbit ≤2 hari kerja sejak berkas permohonan diterima secara lengkap dan atau benar / Jumlah permohonan STPW untuk penerima waralaba lanjutan dari waralaba waralaba luar negeri x 100% | Output | % | 0 % | |
534 | PERDAGANGAN | 3.f.1.5 Persentase pemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya danpengawasan distribusi, pengemasan dan pelabelan bahan berbaya ditingkat daerah Kab/Kota | jumlah pemeriksaan fasilitas penyimpanan bahan berbahaya dan pengawasan distribusi, pengemasan dan pelabelan bahan berbahaya di tingkat daerah Kab/Kota dibagi Jumlah permohonan SIUP Bahan Berbahaya Bagi Pengecer x 100% | Output | % | 0 % | |
535 | PERDAGANGAN | 3.f.1.6 Persentase penerbitan SPKA yang tepat waktu | Jumlah SKA yang terbit ≤1 hari kerja (1 x 24 jam) dibagi Jumlah permohonan penerbitan SKA yang dokumennya telah diterima dengan lengkap dan benar x 100% | Output | % | Nihil % | |
536 | PERDAGANGAN | 3.f.1.7 Persentase pengembangan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan di wilayah kerjanya | K = (a + b) x 100%
K = Persentase pengembangan dan pengelolaan sarana distribusi perdagangan di wilayah kerjanya
a = Pembangunan sarana distribusi perdagangan telah dilakukan sesuai target waktunya (nilai 0.5)
b = sarana distribusi perdagangan telah dimanfaatkan sesuai peruntukannya (nilai 0.5) | Output | % | 50 % | K = ( 0 + 0,5 ) x 100 % |
537 | PERDAGANGAN | 3.f.1.8 Persentase koefisien variasi harga antar waktu | Persentase koefisien variasi harga antar waktu per komoditas bahan pokok | Output | % | 4,46 % | 44,63 / 10 |
538 | PERDAGANGAN | 3.f.2. Persentase Kinerja realisasi pupuk | Realisasi dibagi RDKK x 100% | Outcome | % | 22,39 % | ( 20,8 ton : 92,9 ton ) x 100 % |
539 | PERDAGANGAN | 3.f.2.1 Jumlah pupuk dan pestisida yang tersalurkan | X = a/(bxc) x 100
X = Persentase jumlah pupuk yang disalurkan
a = Jumlah pupuk yang disalurkan
b = Target komisi pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) di Tingkat Kota sebesar (90% dari RDKK)
c = RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) | Output | % | 24,88 % | 20,8 ton / ( 90% x 92,9) x 100 % |
540 | PERDAGANGAN | 3.f.3. Persentase alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) bertanda tera sah yang berlaku | jumlah UTTP Bertanda Tera Sah yang berlaku pada tahun berjalan dibagi jumlah potensi UTTP yang wajib ditera dan tera ulang di wilayah kabupaten/kota x 100% | Outcome | % | 98,42 % | |
541 | PERDAGANGAN | 3.f.3.1 Persentase alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP)yang ditera/tera ulang dalam tahun berjalan | Jumlah total UTTP yang ditera dan ditera ulang pada tahun berjalan dibagi Jumlah potensi UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang di wilayah Kab/kota x 100% | Output | % | 98,42 % | |
542 | PERDAGANGAN | 3.f.3.2 Persentase kesesuaian BDKT yang diawasi terhadap ketentuan yangberlaku | Jumlah sampel BDKT yang diawasi dalam tahun berjalan sesuai ketentuan yang berlaku dibagi Total sampel BDKT yang diawasi dalam tahun berjalan x 100% | Output | % | 37,50 % | |
543 | PERINDUSTRIAN | 3.g.1. Pertambahan jumlah industri kecil dan menengah di kabupaten/kota | (Jumlah Industri kecil dan menengah tahun n - Jumlah industri kecil dan menengah tahun n-1) dibagi Jumlah industri kecil dan menengah tahun n-1 x 100% | Outcome | % | 7 % | ( 1834 - 1714 ) / 1714 x 100 % |
544 | PERINDUSTRIAN | 3.g.1.1 Persentase jumlah penetapan izin usaha kawasan industri (IUKI)dan izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya didaerah kabupaten/kota | Jumlah realisasi izin yang diterbitkan : Jumlah permohonan atau pengajuan izin yang masuk x 100% | Output | % | Nihil % | |
545 | PERINDUSTRIAN | 3.g.2. Persentase pencapaian sasaran pembangunan industri termasuk turunan indikator pembangunan industri dalam RIPIN yang ditetapkan dalam RPIP | Jika terdapat N indikator pembangunan industri dalam RPIK maka nilai masing-masing bobot indikator adalah (100/N)%
Untuk masing-masing penilaian indikator adalah persentase capaian indikator dibagi target dikali (100/N)%
Nilai akhir adalah akumulasi dari N indikator tersebut | Outcome | % | 95.96% % | ( 99,77 % + 88,68% + 108,54% + 86,86 % ) : 4 |
546 | PERINDUSTRIAN | 3.g.2.1 Persentase terselesaikannya dokumen RPIK sampai denganditetapkannya menjadi PERDA | Capaian target tahapan penyelesaian RPIK
Tahapan :
a) Tersusunnya naskah akademik (30%)
b) Tersusunnya Draft Raperda RPIK (20%)
c) Draft Raperda RPIK yang disetujui DPRD dan mendapat Rekomendasi dinas yang membidangi perindustrian di Provinsi (25%)
d) Persetujuan Draft Raperda RPIK oleh Gubernur Provinsi (15%)
e) Penetapan Perda RPIK (10%)
Keterangan : penilaian bersifat akumulatif terhadap tahapan penyelesaian RPIK
| Output | | 100% | RPIK sudah di Perda kan ( Perda Kota magelang Nomor : 8 Tahun 2019 ) |
547 | PERINDUSTRIAN | 3.g.4. Presentase Jumlah hasil pemantauan dan pengawasan dengan jumlah Izin Perluasan Industri (IPUI) Kecil dan Industri Menengah yang dikeluarkan oleh instansi terkait | Jumlah izin yang dipantau dan dianalisis dalam laporan hasil pemantauan dibagi Jumlah izin yang dikeluarkan x 100% | Outcome | % | 0 % | |
548 | PERINDUSTRIAN | 3.g.3.1 Persentase Jumlah izin yang diterbitkan usaha industri (IUI)kecil dan IUI menengah yang diterbitkan | Jumlah realisasi izin yang diterbitkan dibagi Jumlah permohonan atau pengajuan izin yang masuk x 100% | Output | % | 100,00 % | |
549 | PERINDUSTRIAN | 3.g.6. Tersedianya informasi industri secara lengkap dan terkini | 1) Keterkinian informasi industri :
- Tersedianya informasi industri dengan batas waktu 0-6 bulan (50%)
- Tersedianya informasi industri dengan batas waktu 7-12 bulan (25%)
- Tidak menyampaikan informasi industri (0%)
2) Kelengkapan informasi industri meliputi :
- Informasi produksi dan kapasitas produksi (10%)
- Informasi bahan baku dan bahan penolong (10%)
Nilai akhir adalah akumulasi dari kelengkapan dan keterkinian informasi industri (1 + 2) | Outcome | % | 100% % | ( 50 % + 25 % + 5 % + 10 % + 10 % ) |
550 | PERINDUSTRIAN | 3.g.6.1 Persentase data perusahaan industri kecil, menengah danperusahaan kawasan industri di Kabupaten/Kota yang masuk dalamSIINas terhadap total populasi perusahaan industri kecil,menengah dan perusahaan kawasan industri di Kabupaten/Kota | Jumlah data perusahaan industri kecil, menengah dan perusahaan kawasan industri di Kabupaten/Kota di SIINas dibagi Total populasi perusahaan industri kecil, menengah dan perusahaan kawasan industri di Kabupaten/Kota x 100% | Output | % | 0,88 % | |
551 | PERINDUSTRIAN | 3.g.5 Persentase Jumlah hasil pemantauan dan pengawasan dengan jumlah izin usaha kawasan industri (IUKI) dan izin perluasan kawasan industri (IPKI) yang lokasinya di daerah kabupaten/kota | Jumlah izin yang dipantau dan dianalisis dalam laporan hasil pemantauan dibagi jumlah izin yang dikeluarkan dikali 100% | Outcome | % | Nihil % | Kawasan industri tidak ada di Kota Magelang |
552 | PERINDUSTRIAN | 3.g.3 Persentase jumlah hasil pemantauan dan pengawasan dengan jumlah Izin Usaha Industri (IUI) Kecil dan Industri Menengah yangdikeluarkan oleh instansi terkait | Jumlah izin yang dipantau dan dianalisis dalam laporan hasil pemantauan dibagi jumlah izin yang dikeluarkan x 100% | Outcome | % | 100,00 % | |
553 | TRANSMIGRASI | 3.h.1. Jumlah kawasan transmigrasi yang difasilitasi penetapannya | | Outcome | | Nihil | Kota Magelang bukan wilayah transmigrasi |
554 | TRANSMIGRASI | 3.h.2 Jumlah satuan pemukiman transmigrasi yang difasilitasipembangunannya | | Outcome | | Nihil | Kota Magelang bukan wilayah transmigrasi |
555 | TRANSMIGRASI | 3.h.3 Jumlah satuan pemukiman yang dibina | | Outcome | | Nihil | Kota Magelang bukan wilayah transmigrasi |
556 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PERENCANAAN DAN KEUANGAN) | 4.a.1. Rasio Belanja Pegawai di luar guru dan tenaga kesehatan | Jumlah belanja pegawai diluar guru dan tenaga kesehatan dibagi Jumlah APBD x 100% | Outcome | % | 20,69 % | |
557 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PERENCANAAN DAN KEUANGAN) | 4.a.2. Rasio PAD | Jumlah PAD dibagi Jumlah Pendapatan pada APBD x 100% | Outcome | % | 28,11 % | |
558 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PERENCANAAN DAN KEUANGAN) | 4.a.5. Rasio Belanja Urusan Pemerintahan Umum (dikurangi transfer expenditures) | (Jumlah belanja urusan pemerintahan – transfer Expenditures) dibagi Jumlah belanja APBD x 100% | Outcome | % | 74,90 % | |
559 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PERENCANAAN DAN KEUANGAN) | 4.a.6. Opini Laporan Keuangan | Opini Laporan Keuangan | Outcome | Unit | WTP Unit | |
560 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PERENCANAAN DAN KEUANGAN) | 4.a.3. Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) | Tingkat Maturitas SPIP (belum dinilai (0)/level 1/level 2/level 3) berdasarkan Laporan Hasil Quality Assurance (QA) yang dikeluarkan oleh BPKP | Outcome | | 3,04 | Penilaian SPIP tahun 2019, 2020 tidak ada kerena pandemi, 2021 baseline penilaian terbaru, 2022 sudah keluar lagi dengan penilaian yang baru. Sehingga 2020 dan 2021 dianggap menggunakan hasil nilai terakhir yaitu 2019 |
561 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PERENCANAAN DAN KEUANGAN) | 4.a.4. Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) | Tingkat Kualitas APIP (belum dinilai (0)/level 1/level 2/level 3) berdasarkan Laporan Hasil Quality Assurance (QA) yang dikeluarkan oleh BPKP | Outcome | | 3 | |
562 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PENGADAAN) | 4.b.1. Persentase jumlah total proyek konstruksi yang dibawa ke tahun berikutnya. Yang ditandatangani pada kuartal pertama | jumlah kontrak infrastruktur dengan nilai besar yang perlu pembangunan dalam 3 kuartal yang ditandatangani pada kuartal pertama tahun n dibagi jumlah kontrak keseluruhan tahun n x 100% | Outcome | % | 0,00 % | |
563 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PENGADAAN) | 4.b.2. Persentase jumlah pengadaan yang dilakukan dengan metode kompetitif | jumlah pengadaan yang dilakukan dengan metode kompetitif dibagi Jumlah seluruh pengadaan x 100% | Outcome | % | 6,53 % | |
564 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PENGADAAN) | 4.b.3. Rasio nilai belanja yang dilakukan melalui pengadaan | Jumlah nilai belanja langsung yang melalui pengadaan dibagi Total belanja operasi dan modal x 100% | Outcome | % | 57,93 % | |
565 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (PENGADAAN) | 4.b.4 Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan produk usaha mikro, usaha kecil. dan koperasi pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah daerah | Jumlah Nilai PBJ yang Menggunakan Produk Dlm Negeri, Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Tahun (n) - Jumlah Nilai PBJ yang Menggunakan Produk Dlm Negeri, Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Tahun (n-1) dibagi Jumlah Nilai PBJ yang Menggunakan Produk Dlm Negeri, Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Tahun (n-1) dikali 100% | Outcome | % | 100,00 % | |
566 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (KEPEGAWAIAN) | 4.c.1. Rasio Pegawai Pendidikan Tinggi dan Menengah/Dasar (%)(PNS tidak termasuk guru dan tenaga kesehatan | Jumlah Pegawai menurut Pendidikan PT ke atas dibagi Jumlah seluruhpegawai x 100% | Outcome | % | | |
567 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (KEPEGAWAIAN) | 4.c.2. Rasio pegawai Fungsional (%) (PNS tidak termasuk guru dan tenaga kesehatan | Jumlah pegawai PNS fungsional (diluar guru dan tenaga kesehatan) dibagi seluruh jumlah pegawai pemerintah (PNS tidak termasuk guru dan tenaga kesehatan x 100% | Outcome | % | | |
568 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (KEPEGAWAIAN) | 4.c.3. Rasio Jabatan Fungsional bersertifikat Kompetensi (%) (PNS tidak termasuk guru dan tenaga kesehatan) | Jumlah pegawai Fungsional yang memiliki sertifikat kompetensi dibagi seluruh jumlah pegawai Fungsional (PNS tidak termasuk guru dan tenaga kesehatan) x 100% | Outcome | % | | |
569 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (MANAJEMEN KEUANGAN) | 4.d.1. Budget execution: Deviasi realisasi belanja terhadap belanja total dalam APBD | ((Realisasi belanja dibagi Total Belanja APBD)-1) x 100% | Outcome | % | -4,64 % | (934.737.734.177/980.191.941.000) -1 x100% |
570 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (MANAJEMEN KEUANGAN) | 4.d.2. Revenue mobilization: Deviasi realisasi PAD terhadap anggaran PAD dalam APBD | ((Total PAD dalam realisasi dibagi Total PAD dalam APBD)-1) x 100% | Outcome | % | 26,83 % | 319391277825/251821496000 (-1) x 100% |
571 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (MANAJEMEN KEUANGAN) | 4.d.3 Manajemen aset | Jumlah Aset Manajemen
Apakah ada daftar aset tetap?
Apakah ada manual untuk menyusun daftar aset tetap?
Apakah ada proses inventarisasi aset tahunan?
Apakah nilai aset tercantum dalam laporan anggaran? | Outcome | | 4 | Menjawab 4 pertanyan Ya dan Tidak |
572 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (MANAJEMEN KEUANGAN) | 4.d.4. Rasio anggaran sisa terhadap total belanja dalam APBDTahun sebelumnya | Nilai realisasi SILPA dibagi Total belanja anggaran tahun sebelumnya x100% | Outcome | % | 29,70 % | |
573 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI PUBLIK) | 4.e.1. Informasi tentang sumber daya yang tersedia untuk pelayanan (Information on resources available to frontline service delivery units) | Realisasi Belanja untuk unit pelayanan dapat diakses di websitePemda dibagi Anggaran belanja untuk unit pelayanan dapat diakses diwebsite Pemda x 100% | Outcome | % | 100,00 % | |
574 | PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN (TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI PUBLIK) | 4.e.2. Akses publik terhadap informasi keuangan daerah (Public access to fiscal information) | Jumlah dokumen yang dipublikasikan di website pemda dibagi Totaljumlah dokumen yang telah dirinci x100% | Outcome | % | | |
575 | ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL | 3.e. Persentase perusahaan pemanfaatan panas bumi yang memilikiizin di kab/kota | Jumlah perusahaan pemanfaatan panas bumi yang memiliki izin dibagi jumlah perusahanan pemanfaatan panas bumi | Outcome | | Nihil | |
576 | ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL | Penerbitan izin pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerahkab/kota | Jumlah penerbitan izin pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah kab/kota | Output | | Nihil | |
577 | PERSANDIAN | 2.t. Tingkat keamanan informasi pemerintah | Jumlah nilai per area keamanan informasi dibagi Jumlah area penilaian X 100%
| Outcome | % | 14,42 % | |
578 | PERSANDIAN | 2.t.1 Persentase kegiatan strategis yang telah diamankan melalui kegiatan pengamanan sinyal dibanding banyaknya jumah kegiatan strategis yang harus diamankan | Jumlah kegiatan strategis teramankan dibagi Jumlah kegiatan strategis yang ada x 100% | Output | % | 100,00 % | |
579 | PERSANDIAN | 2.t.2 Persentase system elektronik yang telah menerapkan prinsip sistem manajemen yang telah menerapkan prinsip2 manajemen keamanan informasi (SMKI) dan atau aplikasi persandian dibanding jumlah sistem elektronik yang ada pada pemerintah daerah | Jumlah SE yang menerapkan SMKI dan diamankan sertifikat elektronik atau aplikasi penyandian dibagi Jumlah SE yang ada x 100%
| Output | % | 35,16 % | |
580 | PERSANDIAN | 2.t.3 Persentase sistem elektronik/asset informasi yang telah diaudit dengan resiko kategori rendah | Jumlah SE atau Aset informasi yang telah diaudit dengan resiko kategori rendah dibagi Jumlah SE yang ada x 100%
| Output | % | 10,99 % | |
581 | PERSANDIAN | 2.t.4 Persentase titik yang diamankan dibanding denganjumlahseluruh titik pada pemerintah daerah berdasarkan Pola Hubungan Komunikasi Sandi (PHKS) yang ditetapkan | Perbandingan Jumlah titik teramankan dengan Jumlah titik pada PHKS dikalikan 100% | Output | % | 3,45 % | Pendekatan sanapati |